Seperti balonku, standby pun bermacam-macam rupanya. Ada yang seharian dari pukul 00.00 hingga pukul 23.59. Standby macam ini merupakan kasta ke-PHP-an yang paling menyakitkan kehadirannya. Membuat tidur tidak tenang, mengurangi nafsu makan, meningkatkan kegelisahan, hingga membuat ketergantungan akan telepon genggam. Rasanya persis menanti Whatsapp dari si PHP yang tidak kunjung datang.
Â
Standby-standby lainnya memang tidak sekejam yang diatas. Ada yang dimulai dari pukul 08.00 hingga pukul 23.59. Ada pula yang bermula dari pukul 06.00 dan berakhir pada pukul 22.00 saja. Namun sebaik-baiknya harapan ini digantung, pada akhirnya yang di-PHP akan tersakiti juga.
Â
Bukan hanya karena ketidakpastian yang dipermainkan oleh setiap standby. Sesungguhnya penggantung-penggantung keji ini memiliki kesempatan merusak kebahagiaan dan masa depan gue.
Â
Semisal gue dijadwalkan standby sebelum gue terbang ke sektor favorit gue. Ternyata gue dipanggil ke India, sektor favorit gue untuk berolahraga di dalam pesawat seperti berlari kecil, berjalan cepat, hingga bermain petak jongkok. Alhasil gue nggak jadi terbang ke sektor semula dan malah terdampar di belahan dunia yang berbeda.
Â
Yang lebih pahit lagi adalah kalau sektor yang terganggu adalah sektor yang menghasilkan uang dan gue malah mengerjakan sektor yang tunjangannya lebih sedikit. Akibatnya finansial gue bulan itu pun turut tersakiti. Apakah kehidupan asmara dan karir gue saja tidak cukup?!
Â
Ketidakpastian lah yang membuat hati gue mencelos dikala mendapatkan enam buah standby tersebar di jadwal gue yang sempat indah itu. Dikala gue terpaku memandang layar kaca dengan perasaan campur aduk, hati gue bertanya kepada yang empunya kuasa atas jadwal roster gue. Gue ada salah apa sih sama kalian?