Dulu aku selalu bahagia jika bunga berdatangan disekelilingku, karna ia selalu datang bersama dengan senyummu. Hingga pagi itu, saat kau datang bersama karangan bunga lengkap dengan puluhan wajah sendu dibelakangmu. Mereka pikir bunga-bunga itu sanggup mengubur air mataku. Mereka pikir, bunga-bunga itu akan dapat menggantikan pelukanmu..
Oh, sekarang aku hampir tak tahu apa yang sebenarnya menimpaku. Adakah aku benci pada bunga yang pernah menggantikan hadirmu? Atau, adakah aku yang terlalu rindu pada bunga yang dengan parasmulah ia selalu menjeru?
Ah, aku kembali terjebak dalam rasa yang tak menentu..
***
Malang, 08092016
Cerita ini adalah FIKSI belaka. Dibuat dari rasa keterpaksaan yang sangat indah.. Dengan tangan yang panas & kepala yang aduhai. Mungkin saya tengah teracuni oleh Rindu itu sendiri. hahaa..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H