Mohon tunggu...
Mas Rofi
Mas Rofi Mohon Tunggu... Guru - Percayakan pada Ahlinya semua konten Digital sekolah

Pembelajar yang selalu berusia 24 tahun, dan akan selalu berusia 24 tahun sampai kapanpun, bercita satu memberikan yang terbaik untuk sebanyak-banyak manusia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dua Kata yang Membuat Sekolah Makin Berdaya, "Terima Kasih"

22 Juli 2022   18:58 Diperbarui: 22 Juli 2022   18:59 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudahkan kata ini Membudaya di tempat Sahabat?

Alkisah ada seorang nenek yang memberi hadiah uang jajan ke cucu, kemudian, ia dihentikan oleh sang ayah dari cucu yang notabene anaknya sendiri. Dengan alasan kasihan kepada ibunya, sanga anak menyampaikan _"Mak, jangan kasih cucu uang jajan, mending gunakan uang tersebut untuk beli yang kebutuhan Mak sendiri"_

Yang terjadi selanjutnya adalah, sang nenek sakit. Kenapa sakit? ternyata kebiasaan memberi inilah salah satu cara sang nenek sehat.

Ada kaedah LAW OF GIVING. Hukum memberi, esensinya bukan memberinya, tapi rasa dibalik memberi ini. Ada pertukaran energi kebaikan yang terkonversi menjadi kebahagiaan, dan inilah yang menyehatkan.

Mari melihat ulang apa yang sudah dilakukan dirumah, sudahkah ada ucapan terimakasih di setiap kebaikan yang dilakukan sang anak, istri atau siapapun dirumah. Selanjutnya ucapkan Terima kasih, perhatikan apa yang terjadi. Suasana akan selalu akarab dan menghangat.

Dua aktivitas utama dalam Strategic Collaboration adalah memberi dan mengucapkan terimakasih. Yang jika kita letakkan dalam konteks Sekolah, ia ada pada bagaimana pola interaksi positif terbangun disana. 

Memberi bermakna berkontribusi Terbaik untuk peran masing-masing sesuai dengan amanah yang diberikan. dan Terimakasih bermakna, mengimbangi energi yang keluar yang dikontribusikan oleh yang lain dengan rasa Syukur.

Sayangnya, tak semua memahami ini. Masih belum banyak yang terlatih kebiasaan untuk mengucapkan terimakasih lintas sektor di unit pendidikan. Ini akan memberikan dampak pada tidak keluarnya potensi terbaik dari team internal di lembaga pendidikan itu sendiri.

Mari bangun kebiasaan memberi dan mengucapkan terima kasih atas semua kontribusi yang diberikan. Katakan "Terima kasih atas kontribusi terbaik yang telah diberikan, semoga balasan terbaik senantiasa ALlah SWT curahkan untuk kita semua.

Mas Rofi SmartGen, CEO SmartGen Indonesia, Praktisi School Branding Strategi dan Sistemasi Sekolah. Salam!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun