Pendekatan terbaiknya justru ada pada pendekatan kultural dimana dialog menjadi panglima tertinggi. Dari sini dibangun al fahmu, atau pemahanan. Lebih banyak mendengar dibanding berbicara.Â
Prosesnya memang tak cepat, namun langkah ini mampu menghasilkan pondasi organisasi yang sangat kuat yang akan menjadi pijakan untuk meloncat cepat menuju visi. Akan hadir rasa memiliki di semua bagian organisasi. Dan jikapun ada perbedaan, semuanya akan bersepakat untuk berkompromi atas pilihan langkah bersama menuju target.
Dipastikan ada masalah dalam organisasi jika langkah yang seharusnya singkron dan searah menuju visi, yang terjadi sebaliknya. Kunci penyelesaiannya terletak pada sang pemimpin yang menakodai. Lakukan dua yang dijelaskan sebelumnya, memilih untuk bersikap menengahi dengan berbuat adil dan memilih untuk meluaskan pandangan menghadapi perbedaan.
Apa yang tertulis di tulisan ini berlaku untuk siapapun yang membaca, dan terus menerus kita memohon kepada Allah SWT untuk senantiasa menjaga diri kita, lahir dan batin untuk terus berada dalam tuntunan, panduan serta perlindunganNya dari semua ciptaan buruk dan ketetapannya yang berlaku pada semua mahluk. Bismillahirrahamanirrohiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H