Mohon tunggu...
Nolya Zulkarnain
Nolya Zulkarnain Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

biyay dari Athar belalang kupu-kupu ...

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dia yang Pemalu dan Kuper Ternyata Supel di Dunia Maya

1 Januari 2012   08:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:29 2635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_153142" align="aligncenter" width="400" caption="pic from google"][/caption] Ini adalah cerita tentang seorang teman. Saya sebut saja namanya Cia. Kami berteman sedari kecil karena rumah kami berdekatan. Keluarga saling mengenal. Kami satu SD dan pernah sekelas. Ketika SMP dan SMA kami berpisah sekolah. Saya lanjut ke PT, sedangkan Cia tidak. Walau demikian di rumah kami tetap sering bertemu. Karena sudah mengenal Cia dari kanak-kanak, saya tahu betul sifat Cia. Cia, seorang anak perempuan pendiam dan pemalu. Bicaranya sedikit-sedikit dan pelan. Di sekolah Cia lebih senang menyendiri, walau kami sudah mengajaknya belajar atau main bersama. Kalaupun Cia bergabung dengan kami, ia hanya diam mendengar cerita-cerita kami. Sedikitpun ia tidak memperlihatkan rasa antusiasnya ketika kami bertukar cerita ataupun bercanda.  Di rumah pun ia jarang keluar, ia lebih betah mengurung diri dalam rumahnya sehingga membuat Cia tidak memiliki banyak teman dan menjadi anak yang kuper. Pernah suatu ketika, saat mata pelajaran kesenian. Bu Guru meminta masing-masing kami menyanyikan lagu wajib di depan kelas. Tibalah giliran Cia. Setelah Bu Guru memanggil namanya, ia tak kunjung beranjak dari tempat duduk. Bu Gurupun memanggil namanya berulang kali, tapi tetap Cia berdiam diri di kursinya sambil menutup wajah dengan kedua tangannya. Bu Guru kami yang bijaksana pun memberikan kelonggaran buat Cia. Cia diberi kesempatan menyanyi di depan kelas setelah semua murid selesai menyanyi, dengan kata lain Cia mendapat giliran terakhir. Akhirnya giliran Cia datang, ia tetap tak mau ke depan. Bu Guru berusaha membujuknya. Tapi apa yang terjadi? Mendadak Cia menangis dan berteriak kalau ia malu menyanyi di depan kelas. Akhirnya Bu Guru mengalah. Ternyata sifat Cia yang pemalu dan pendiam itu terbawa sampai ia beranjak dewasa. Teman-teman SMP dan SMA nya yang kebetulan mengenal saya sering menanyakan perihal Cia yang pemalu dan pendiam serta tidak mau di ajak main atau belajar bersama. Terakhir saya bertemu Cia adalah ketika lebaran kemaren. Yaa ... Cia masih seperti yang dulu. Kira-kira sebulan yang lalu saat membuka akun facebook, saya sedikit kaget atas sebuah permintaan pertemanan. Permintaan itu tak lain tak bukan ternyata berasal dari sahabat kecil saya yang nun jauh di kampung halaman sana. Si Cia yang pemalu dan pendiam. Langsung saja permintaan itu saya konfirmasi. Iseng-iseng saya menelusuri Cia di facebooknya itu. Saya agak penasaran, Cia yang demikian punya akun facebook juga toh ... (hehee ... saya usil yaa...). Ternyata sebuah realita yang membuat saya benar-benar tercengang. Cia memiliki lebih dari seribu teman di facebook ( kalah saya ... hihii). Saya pun tertarik menelusuri facebooknya lebih jauh. Hanya beberapa orang teman Cia saja yang saya kenal, selebihnya saya tidak kenal dan tidak tahu. Saya sempat curiga, jangan-jangan semua orang yang meng-add, di konfirmasi sama si Cia terlepas dari ia mengenal atau tidak orang tersebut. Biar banyak teman gituu ... hehe Dari dindingnya saya lihat Cia begitu rajin meng-update status. Dalam sehari berkali-kali statusnya di perbaharui. Komentar-komentar panjang menjadi hiasan di statusnya itu. Begitu pula dengan aktivitasnya yang lain, hampir di setiap status temannya ia meninggalkan komentar, dan komentar itupun berbalas-balasan. Tidak disitu saja, sayapun berselancar untuk melihat foto-fotonya. Wooww ... ternyata Cia cukup narsis juga, di album fotonya terpampang puluhan foto Cia dengan berbagai pose dan di berbagai lokasi. Hhmm ... ternyata Cia di dunia nyata berbeda sekali dengan Cia di dunia maya. Di dunia nyata ia yang begitu pemalu dan tidak banyak teman, ternyata lebih ekspresif dan gaul di dunia maya. Sungguh berbanding terbalik dengan Cia di kehidupan sebenarnya. Kemungkinan-kemungkinan muncul di benak saya. Mengapa Cia begitu supelnya bergaul di dunia maya ya..? Mungkin saja bergaul di dunia maya yang notabene tidak tampak secara fisik  membuat Cia lebih ekspresif, dan Cia merasa tidak ada orang yang akan mempermalukan mukanya, kalaupun ada toh orang itu tidak akan melihat mukanya yang memerah. Di samping itu sebagai ajang "balas dendam" karena di dunia nyata ia lebih tertutup, tidak banyak kawan sehingga keberadaannya di dunia nyata kurang di anggap. Di dunia maya ia melepaskan dendamnya dengan berteman sebanyak mungkin dan gencar mengaktualisasikan diri sehingga harapannya tercapai untuk di anggap ada pada komunitas facebooknya. Dan ternyata itu berhasil. Jadilah Cia wanita yang supel bergaul di dunia maya. Ternyata dunia maya bisa membuat kepribadian seseorang berbeda dengan di kehidupan nyatanya. Menurut saya hal ini wajar asalkan  tetap mengontrol diri, tidak terjerumus pada hal-hal menakutkan dan merugikan diri sendiri, tidak ceroboh dalam menyikapi sebuah pertemanan maya yang tidak jelas orangnya,  memanfaatkan dunia maya secara sehat,  positif dan terkendali serta tidak lupa pada kehidupan nyata yang nyata-nyata ada di hadapan kita. Pesan saya buatmu " Cia " ... hati-hati di dunia maya yaa ... !!! Selamat sore ..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun