Bulog) Budi Waseso alias Buwas untuk naik menduduki kursi Menteri Pertanian (Mentan), makin menguat.
Dukungan bagi Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Setelah anggota Komisi IV DPR Fraksi PDIP Ono Surono dan pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing mengusulkan nama Buwas untuk masuk ke dalam kabinet Presiden Jokowi selanjutnya, dukungan kini datang dari dapur pemenangan pasangan capres-cawapres nomur urut 01 Jokowi-Ma'ruf, Tim Kampanye Nasional (TKN).
Juru bicara TKN Arya Sinulingga bilang Buwas punya kans menduduki kursi Menteri Pertanian menggantikan Andi Amran Sulaiman. Terlebih eks Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) tersebut dipandang sebagai figur yang bersih, tegas dan bisa bekerja dengan baik.
Kepastian akan hal tersebut tinggal menunggu keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi), mengingat pemilihan anggota kabinet merupakan hak prerogatif kepala negara.
"Kalau beliau calon Menteri Pertanian itu kan tetap kewenangan Pak Jokowi. Kita belum tahu apakah nanti akan diganti atau tidak. Itu kan kewenangan Pak Jokowi. Pak Jokowi punya pertimbangan tertentu untuk memilih seorang dan kita serahkan pada beliau saja," jelasnya, kemarin malam.
Ia mengungkapkan, sesungguhnya untuk periode kedua pemerintahan, Jokowi tidak akan tersandera banyak beban dalam memilih para pembantunya. Jokowi menginginkan orang yang tepat dan mempunyai kemampuan di bidangnya. "Saya yakin menginginkan legacy (warisan) yang terbaik bagi bangsa Indonesia. Pasti Jokowi akan dikelilingi oleh orang-orang yang terbaik dari putra-putri Indonesia," kata Arya.
Pengamat pemerintahan dari Ma'sud Said Institute, Prof. M. Mas'ud Said, menilai capaian kinerja Buwas selama menjadi orang nomor satu di perusahaan logistik pangan pelat merah tersebut, memberinya peluang untuk menjadi Mentan.
Ia memandang Buwas memiliki kans yang lebih besar untuk menduduki kursi Mentan, ketimbang menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) di tubuh kementerian bersangkutan. Pasalnya, kecil kemungkinan ASN berkesempatan naik menduduki posisi menteri, meski sudah setingkat direktur jenderal (dirjen) dan paham betul seluk beluk kementerian.
Apalagi, selama ini jabatan dirjen itu hidup dalam baying-bayang sang menteri baik secara pemberitaan media maupun dalam koridor politik. Oleh sebab itu, mempertimbangkan faktor kontribusi politik, maka agak kecil kemungkinan direktur atau dirjen menjadi menteri.
"Apa ada Dirjen di Pertanian yang diangkat jadi Menteri Pertanian? Sejauh ini setahu saya belum pernah. Pertanian itu sektor yang sangat strategis, pasti Presiden Jokowi akan ambil dari masukan banyak pihak," ujarnya.
Meski demikian, ia yakin Jokowi akan mendahulukan pertimbangan profesional, pertimbangan kontribusi politik, dan orang orang yang memiliki reputasi sebagai eksekutor di bidangnya, untuk menjadi para pembantunya.