Mohon tunggu...
Nol Deforestasi
Nol Deforestasi Mohon Tunggu... Petani - profil
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nusantara Hijau

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

#GantiMentan Amran Jadi Buwas?

21 Mei 2019   16:30 Diperbarui: 21 Mei 2019   17:02 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua-tiga hari belakangan ini, marak pemberitaan di media massa yang menyanjung Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso (Buwas). Eks Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) tersebut dinilai pantas didapuk sebagdai Menteri Pertanian (Mentan) yang baru Menggantikan Andi Amran Sulaiman, jika sekiranya Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan reshuffle atas kabinetnya.

Adalah anggota Komisi IV DPR Fraksi PDIP Ono Surono yang mengusulkan nama Buwas untuk masuk ke dalam kabinet Jokowi selanjutnya.  Ia menilai tindak-tanduk Buwas selama memimpin perusahaan logistik pangan pelat merah itu, patut mendapatkan perhatian. Mantan Kabareskrim Polri itu dinilai punya taji berani menolak impor beras dan mampu membuat gebrakan lewat program beras sachet 200 gram.

Senada dengan Ono, pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing bilang Buwas sangat berpotensi jadi Mentan. Apalagi jika ia mampu membuktikan roadmap miliknya di bidang pertanian demi menghentikan impor produk pangan.

"Itu tidak salah bagaimana pandangan dia. Kalau bagus, itu hal yang perlu dipertimbangkan presiden untuk duduk di kementerian itu. Tetapi sajikan dulu strategis dan road map itu lebih bagus dari menteri sekarang. Bisa saja jabatan politis itu dia buat road map bagus. Katakanlah 2 tahun kita setop impor bawang putih, gandum setop impor karena produksi bagus," jelasnya.

netralnews.com
netralnews.com

Benarkah demikian? Mari kita sama-sama cermati dua tokoh tersebut.

Masa kepemimpinan Amran diwarnai oleh satu noda besar yang sangat sensitif karena menyangkut kepentingan jutaan rakyat Indonesia.

Ya, noda yang dimaksud adalah impor beras. Kita tentunya masih ingat bagaimana sepanjang tahun 2018 Indonesia telah melakukan impor beras sebanyak 2,25 juta ton dengan nilai US$1,03 miliar. Angka itu jauh melonjak drastis jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2016 impor beras tercatat sebanyak 1,28 juta ton dengan nilai US$531,84 juta. Pada 2017 sebanyak 305,27 ribu ton dengan nilai US$143,64 juta.

Ironis sekali ledakan impor beras terjadi justru disaat Mentan berkoar-koar produksi beras nasional "aman"  dan Indonesia akan surplus beras hingga 400 ribu ton pada November 2018 hingga Januari 2019. Tentu bola impor beras tidak akan bergulir jika bukan Amran sendiri memberikan rekomendasi bukan?

Singkat kata, tak akan ada kebijakan impor beras jika Menteri Pertanian Amran Sulaiman ini berhasil penuhi produksi pangan nasional.

Singkat kata, tak akan ada kebijakan impor beras jika Menteri Pertanian Amran Sulaiman ini Tidak Mengajukan Rekomendasi Impor Beras.

Aneh? Tidak juga. Itulah kenyataan sebenarnya di balik kebohongan Kesuksesan Amran Sulaiman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun