Mohon tunggu...
Nol Deforestasi
Nol Deforestasi Mohon Tunggu... Petani - profil
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nusantara Hijau

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

RI-Malaysia Gugat Larangan Sawit Uni Eropa

27 Maret 2019   17:08 Diperbarui: 27 Maret 2019   17:30 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
REUTERS / Regis Duvignau

Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai tidak diskriminatif Uni Eropa terhadap kelapa sawit Indonesia adalah persoalan yang serius. Padahal rencana penerapan aturan tersebut berpotensi merugikan 15 juta masyarakat Indonesia yang terlibat langsung maupun tidak langsung dari bisnis sawit.

Noval D Antony / detikcom
Noval D Antony / detikcom

"Kalau seperti tadi, oke kita tidak beli Airbus lagi, itu juga hak kita. Kalau Uni Eropa memiliki hak membuat aturan, kita juga punya hak bikin aturan. Kita tidak mengatakan perang dagang, retaliasi saja. Artinya, kalau you larang 10, kita lawan 10 juga," tegasnya.

Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani, menyebut perundingan bilateral merupakan kunci Indonesia dalam menghadapi diskriminasi minyak kelapa sawit yang dilakukan Uni Eropa. Pendekatan bilateral tersebut harus dilakukan dalam mekanisme antarnegara atau government to government (G to G), bukan lagi antarpengusaha atau business to business (B to B).

Acuan:
Kompak pemerintah pengusaha sawit akan gugat Uni Eropa
Eropa larang sawit, JK : kita juga bisa tak beli Airbus lagi 
Perundingan bilateral kunci hadapi diskriminasi sawit 
Gara-gara sawit, Mahathir ancam boikot jet tempur Eropa 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun