Penguatan kebijakan hukum bagi legalitas lahan masyarakat di Indonesia juga dapat mempersulit perusahaan mendapatkan lahan untuk perkebunan.
Penyebaran perkebunan menunjukkan dua puncak, satu di tahun 2009 dan satu lagi di tahun 2012. Para peneliti menemukan bahwa sejak 2012, terjadi penurunan terus-menerus dalam ekspansi perkebunan ke hutan tua.
Studi ini mengungkapkan beberapa detail yang bisa menjelaskan dinamika di balik naik turunnya tingkat ekspansi. Setiap puncak ekspansi mengikuti satu tahun di mana ada puncak harga minyak sawit mentah. Harga itu telah turun sejak 2011, bertepatan dengan penurunan ekspansi perkebunan.
"Penurunan ekspansi perkebunan mungkin salah satunya karena upaya pemerintah mengatur ekspansi perkebunan ke daerah berhutan. Tetapi korelasi yang sangat kuat antara harga dan ekspansi menunjukkan bahwa kekuatan pasar adalah kekuatan pendorong utama yang mempengaruhi ekspansi," terang Gaveau.
Deforestasi juga mencerminkan faktor-faktor selain ekspansi perkebunan, seperti kebakaran hutan dan perluasan pertanian rakyat.
"Tanah dan tenaga kerja juga menjadi semakin sulit untuk didapatkan dan dipertahankan di Kalimantan. Lebih jauh lagi, perhatian dari organisasi non-pemerintah dan jurnalis, tekanan dari konsumen dan negara konsumen, dan pergeseran ekspansi ke wilayah lain di dunia, seperti Papua, Afrika dan Amerika Selatan, mungkin semua faktor ini telah menghambat ekspansi perkebunan," terang dia.
Senada dengan Gaveau, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLKH) menyatakan, Indonesia mampu mencatatakan laju penurunan deforestasi dari 1,92 juta hektare (ha) pada kurun waktu 2014-2015 menjadi 0,48 juta ha pada 2016-2017.
Menteri LHK Siti Nurbaya mengungkapkan, pada 2014-2015 deforestasi lahan di kawasan hutan mencapai 0,82 juta ha sementara sisanya 0,28 juta ha terjadi di luar kawasan hutan. Adapun pada 2016-2017 deforestasi area hutan mencapai 0,31 juta ha dan diluar area hutan 0,17 juta ha.
Penurunan angka deforestasi ini merupakan satu bukti keseriusan komitmen pemerintah Indonesia serius dalam menangani laju deforestasi.
"Ini menjadi sangat penting karena internasional selalu address kepada dunia bahwa Indonesia nggak beres soal menangani hutan dan itu sekarang kita tangani dengan baik. Ini artinya juga terkait dengan sawit. Kita menjelaskan kepada dunia bahwa kita mengatasi persoalan deforestasi sehingga jadi kurang layak kalau sawit selalu dipersalahkan dikaitkan dengan deforestasi," jelasnya beberapa waktu lalu.