Mohon tunggu...
Nol Deforestasi
Nol Deforestasi Mohon Tunggu... Petani - profil
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nusantara Hijau

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tommy dan Tentara di antara Jokowi dan Irian(a)

11 Maret 2019   15:38 Diperbarui: 11 Maret 2019   15:49 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Twitter @Tommysoeharto_7

Kecenderungan militerisme Jokowi belakangan juga tampak lewat keputusan untuk memperpanjang usia pensiun TNI. Hal ini tentu saja akan meningkatkan jumlah perwira TNI aktif, yang nantinya bisa saja berpotensi mendorong kembalinya Dwifungsi TNI. Belum lagi peristiwa penangkapan aktivis Robertus Robert hanya karena menyanyikan lagu plesetan Mars ABRI.

Aktivis Dandhy Laksono menilai, pembagunan proyek Trans Papua lebih dekat dengan kepentingan militer dan investasi, sehingga kerap kali luput melihat masalah sosial-budaya dan ekonomi masyarakat di Kawasan tersebut. "Benar Filep Karma, trans Papua lebih dekat dengan isu militer dan investasi daripada sosial ekonomi warga," ujar Dandhy lewat akun Twitter @Dandhy_Laksono pada Sabtu, 9 Maret 2019 lalu.

Twitter @Dandhy_Laksono
Twitter @Dandhy_Laksono


Memuluskan Langkah Tommy Soeharto?

Namun, satu hal menarik yang wajib kita cermati bersama adalah fakta bahwa Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, Ketua Umum Partai Berkarya, anak dari diktator Orde Baru, HM Soeharto, memilih Papua sebagai dapil-nya untuk Pileg 2019.

Diatas kertas, anak bungsu dari Klan Cendana tersebut bilang faktor sejarah menjadi penentu pilihan tersebut. Maklum, ayahnya, Soeharto yang saat itu masih berpangkat Mayjen TNI, menjadi Panglima Komando Mandala Pembebasan Irian Barat pada 1962. Tahun dimana ia lahir.

Lantas, apakah ini semua hanya kebetulan belaka? Tommy Soeharto maju sebagai caleg dari dapil Papua dan disaat yang sama pemerintah mengeskalasi pasukan TNI ke wilayah Papua? Apakah mungkin gejala kembalinya militerisme di Papua adalah upaya mengawal langkah Tommy Soeharto dalam Pileg 2019?

Atau mungkinkah hal tersebut merupakan cara Jokowi "meninabobokkan" anak eks penguasa Orde Baru agar tidak mengganggu politik istana selama Pilpres 2019? Atau mungkinkah penangkapan aktivis kiri Robertus Robert adalah cara Jokowi "memanjakan" Tommy yang mencuit "Saya Bangga Menjadi Anak Pemberantas PKI dan Pembela Pancasila itu' itu?

Twitter @Tommysoeharto_7
Twitter @Tommysoeharto_7
Tidak ada yang tahu pasti. Dalamnya lautan bisa kita ukur, namun dalamnya hati Presiden Jokowi, siapa tahu?

Yang pasti konflik bersenjata yang menaungi pembangunan mega proyek tersebut hal itu menunjukkan bahwa pendekatan pemerataan pembangunan infrastruktur tidak serta merta dapat memulihkan situasi keamanan dan menyelesaikan kekerasan di tanah Papua. Masalah di Papua lebih dari sebatas persoalan ekonomi dan pembangunan.

Acuan

TNI kirim 600 personel tambahan untuk amankan Nduga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun