Mohon tunggu...
Nol Deforestasi
Nol Deforestasi Mohon Tunggu... Petani - profil
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nusantara Hijau

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Indonesia Gagal Panen

19 Februari 2019   18:36 Diperbarui: 19 Februari 2019   19:13 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rakyat tahu kita punya beras, jagung, kedelai, dan bahan pangan lainnya. Rakyat pun tahu itu pangan kebutuhan pokok orang Indonesia. Sudah menjadi makanan kita sedari dulu.

Rakyat kita pun tahu sedari dulu kita tak mampu memenuhi keinginan perut sendiri. Makanan yang sedari dulu kita makan terpaksa dibeli dari negara lain. Hingga muncul sesosok harapan -A new hope- (Catatan: Bukan serial Star Wars). Ia katakan Indonesia akan swasembada pangan. 

Swasembada kedelai, jagung, dan beras. Bahkan ada hitung-hitungannya. Pimpinan rakyat pun berkata pabila dalam tiga tahun tak swasembada, maka yang mengurus pertanian akan dipecat. Rakyat pun tahu Kementerian Pertanian dipimpin Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

Jokowi Janji Pecat Menteri

Fakta

Setelah tiga tahun tujuan mulia swasembada hanyalah impian belaka. Rakyat kita telah ketahui bagaimana mau swasembada kalau kebutuhan pangan saja Indonesia masih impor. 

Di tahun 2019, pertanian alami gagal panen hingga swasembada pangan tak terwujud. Impor gila-gilaan dilakukan untuk stabilitas harga dan mencegah kartel pangan memanfaatkan momentum gagal panen untuk permainkan harga sembako. 

Bambang Haryo, salah satu perwakilan rakyat Komisi VI DPR RI sarankan Presiden Jokowi memanggil Kementan untuk dievaluasi. Setali tiga uang, Ketua Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) Yeka Hendra Fatika katakan kesalahan ada di Kementerian Pertanian, tapi tanggung jawab tetap pada Presiden. Rakyat kita semestinya tuntut Presiden untuk evaluasi kepemimpinan di Kementan. Jangan sampai presiden kita tersandera swasembada pangan yang selama ini diklaim Kementan.

Sulit Swasembada Pangan

Gagal panen, gagal swasembada pangan, banjir impor pangan tak kan terjadi jika Mentan Amran Sulaiman tidak mismanajemen pertanian dan berhasil genjot Alih fungsi lahan menjadi sawah. Hal ini juga setidaknya masih memungkinkan untuk diperbaiki jika presiden tepati janjinya mencopot Mentan Amran Sulaiman pada tiga tahun plus satu hari sejak pimpinan Kementan dilantik.

Akibat

Hari ini rakyat kita akan tonton Debat Capres putaran kedua. Isinya menyangkut infrastruktur, pangan, energi, sumber daya alam dan lingkungan. Sang presiden akan berhadapan dengan sang oposisi Prabowo Subianto. Bisa dikata petahana akan habis-habisan diserang masalah pangan. Pangan yang ia jadikan cita-cita Nawacita.

Gagal Panen
Ah, andaikan Presiden kita konsisten dengan ucapan. Akan pecat Menteri Pertanian pabila tak capai swasembada pangan. Barang kali saja swasembada pangan dapat terwujudkan. Karena sesuai ucapannya di Universitas Gajah Mada tahun 2015 yang lalu, banyak alumnus sana yang dapat gantikan Mentan. Tapi sudahlah, semua telah terjadi. Kata Via Vallen sego wis dadi bubur. Semua permasalahan gagal panen, gagal swasembada pangan, banir impor pangan, tak akan terjadi jika Pemerintah terutama Kementan lebih fokus mendorong alih fungsi lahan sawit untuk dijadikan lahan pertanian dan sawah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun