Mohon tunggu...
ran
ran Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Halo...aku mahasiswa aktif Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Bisnis Digital. Tujuan aku bikin akun ini cuma buat tugas si, udah itu aja. doain nilainya memuaskan ygy!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekonomi Islam, Benarkah Solusi dari Gagalnya Ekonomi Sosialisme?

6 Juni 2023   00:10 Diperbarui: 6 Juni 2023   00:35 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era modern ini, sistem ekonomi sosialis masih eksis diterapkan oleh negara-negara sebagai paham yang mereka percayai, salah tiganya ada Kuba dimana sebanyak 88% tenaga kerja Kuba bekerja di perusahaan milik pemerintah, lalu ada China yang menerapkan kebijakan luar negeri pro sosialis, dan terakhir Korea Utara yang menerapkan sistem ekonomi sosialis paling mecolok dibanding negara lainnya.

Lalu apa itu sistem ekonomi sosialis? Menurut bahasa sosialisme berasal dari kata social (kemasyarakatan), sedangkan menurut istilah sosialisme merupakan paham atau ajaran kenegaraan yang berusaha supaya harta benda, industri, dan perusahaan menjadi milik negara (Poerwadarminta, 961-962). 

Singkatnya sistem ekonomi sosialis bisa disebut sebagai sistem ekonomi terpusat yang dimana setiap kegiatan ekonomi diatur sepenuhnya oleh negara.  Sistem ekonomi sosialis menghilangkan sebuah kepemilikan pribadi dan swasta dengan tujuan terbentuknya kesetaraan dalam sebuah negara, namun apakah tujuan itu terlaksana dengan baik? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, kita kenali terlebih dahulu prinsip dari sistem ekonomi sosialis.

Prinsip dan Sarana Sistem Ekonomi Sosialis

1. Mewujudkan Kesetaraan (Equality)
Terdapat dua bentuk kesetaraan yang ingin diwujudkan dalam sistem sosialis, pertama kesetaraan aritmetik/hisabiyah yaitu kesetaraan diman setiap individu diberikan sesuatu oleh individu yang lain. Kedua sosial/syuyu'iah yaitu bagi hasil dan bagi kerja yang sesuai dengan kebutuhan settiap individu.
2. Menghapuskan Kepemilikan Individu (Private Ownership)
Dalam prinsip ini terdapat dua pendapat, menurut sosialisme pertanian berpendapat bahwa hanya kepemilikan tanah dan pertanian yang dihapuskan. Sedangkan, menurut sosialisme negara dijelaskan bahwa setiap hal yang berkaitan kemaslahatan harus diubah kepemilikannya menjadi kepemilikan umum.
3. Mengatur Produksi dan Distribusi Secara Kolektif
Sosialisme-marxisme menyebutkan bahwa produksi dan distribusi dapat diatur secara kolektif dengan adanya metode kontradiksi melalui prosesnya, yaitu hukum perubahan dalam masyarakat. Terakhir, sosialisme negara sebelum melakukan produksi dan distribusi secara kolektif harus dilakukan pengkajian terlebih dahulu terhadap semua kemungkinan perubahan kepemilikan individu menjadi kepemilikan umum.

Menjawab dari pertanyaan sebelumnya,  sistem ekonomi sosialisme yang merupakan ideologi dengan gagasan mempromosikan terkait kesetaraan, keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan. Ideologi yang dipercaya dapat menghasilkan surga dunia yang bebas dari kemiskinan dan perbudakan. Namun, nyatanya sejarah membuktikan bahwa ideologi ini justru menghadirkan totalitarianisme. Maka dari itu, sistem ekonomi sosialisme dinyatakan gagal dalam mewujudkan janji-janjinya, sistem ekonomi sosialis dinilai tidak berhasil dalam merealisasikan solusi dari kesengsaran rakyat, 4 akibatnya sistem ekonomi sosialis hancur bersamaan dengan runtuhnya Uni Soviet. 

Salah satu faktor runtuhnya Uni Soviet adalah karena adanya ketidakpuasan sistem ekonomi yang dirasakan baik oleh kelas biasa ataupun kelas atas, selain itu runtuhnya Uni Soviet juga diakibatkan karena keterisolasian Revolusi Rusia. Penyebab utama dari kegagalan sistem ekonomi sosialis adalah karena menghilangkan insentif bagi individu untuk berkreasi dan berinovasi, sedangkan insentif untuk berinovasi merupakan hal yang sangat penting bagi pelaku pasar agar dapat mewujudkan kemajuan, akibatnya penghilangan insentif ini menimbulkan penurunan kreativitas individu untuk terus berkreasi dalam mendongkrak ekonomi. 

Penyebab kedua yang membuat sistem ekonomi gagal adalah menghilangkan peran harga dalam pasar juga membuat kegiatan ekonomi terhambat. Dengan dibuatnya harga barang oleh pemerintah, harga tersebut menjadi tidak mempresentasikan kelangkaan dan kebutuhan masyarakat akan barang tersebut, karena dengan adanya harga barang pelaku usaha menjadi bisa lebih efisien dalam menggunakan sumber daya ekonomi yang ada. Penyebab ketiga dikarenakan tidak adanya keuntungan dan kerugian yang dapat mengapresiasi dan menghukum para pelaku ekonomi.

Adapun kritik Islam terhadap sistem ekonomi sosialis diantaranya:
1. Kesamaan atau kesetaraan tidak mungkin diwujudkan karena manusia memiliki perbedaan dan tingkat kebutuhan yang berbeda.
2. Penghapusan kepemilikan pribadi bertentangan dengan fitrah manusia dan dapat mematikan kreativitas yang dimiliki oleh setiap manusia.
3. Karena seluruh kegiatan diatur oleh negara, sistem ini menjadikan pendidikan moral sebagai sesuatu yang diabaikan sehingga penindasan dan balas dendam menjadi lebih berbahaya dibandingkan dengan ekonomi kapitalis (Effendi, 2019).

Atas munculnya masalah dan kegagalan yang ada, dapat menjelaskan bahwa sistem ekonomi sosialis cenderung tidak seimbang dalam hak kepemilikan, sistem ekonomi sosialisme terlalu menggantungkan diri pada perencanaan bukan pada pasar. Solusi dari masalah sistem tersebut adalah Ekonomi Islam dengan penawaran solusi sebagai berikut: 

1. Ekonomi islam mengedepankan dualisme yaitu kepemilikan yang absolut atau mutlak dan kepemilikan pada diri manusia itu sendiri, kepemilikan absolut atau mutlak yang dimiliki Allah SWT menjadikan hak kepemilikan pada diri manusia baik itu yang digambarkan pada kepemilikan individu dan kolektif mendapatkan cermin sebuah nilai ajaran Islam yang akan mampu memfilter segala keburukan akan pendistribusian atau produksi sebuah barang dalam Hakikatnya, pemilik alam semesta beserta isinya hanyalah Allah semata. 

Manusia hanyalah merupakan wakil Allah dalam rangka memakmurkan dan mensejahterakan bumi. Kepemilikan manusia merupakan derivasi kepemilikan Allah yang hakiki. Untuk itu setiap langkah dan kebijakan ekonomi yang diambil oleh manusia untuk memakmurkan alam semesta tidak boleh bertentangan dengan ketentuan yang digariskan oleh Allah yang maha memiliki. 

2. Syariah Islam memberikan kepemilikan terhadap individu tetapi tidak bersifat mutlak, terutama dalam membelanjakan harta dan mengelola harta harus sesuai dengan nilainilai syariah, Islam menganjurkan untuk tidak menghalalkan cara demi kepentingan pribadi, agar tidak merugikan pihak lain yang dapat mengganggu kemaslahatan bersama. Dengan itu, Islam mengajarkan untuk hidup seimbang, salah satu wujudnya adalah dengan adanya kepemilikan untuk publik sebagai bentuk penyeimbang kepemilikan individu. 5 

3. Islam menganjurkan pertumbuhan ekonomi yang dapat memberi manfaat luas bagi masyarakat (pro-poor-growth). hal ini bisa dilakukan dengan menjauhi riba dan mendorong sektor riil, pelarangan riba dapat secara efektif mengendalikan inflasi, sehingga daya beli masyarakat dapat terjaga dan stabilitas ekonomi tercipta. Islam juga mengarahkan modal pada kegiatan ekonomi produktif melalui kerja sama ekonomi dan bisnis seperti mudārabah, muzāra'ah dan musāqah.

Nah, itu dia penjelasan dari kegagalan sistem ekonomi sosialisme beserta solusi yang ditawarkan oleh sistem ekonomi islam. Menurut kalian gimana? apakah benar ekonomi islam dapat menjadi solusi bagi setiap sistem ekonomi yang bobrok atau justru sistem ekonomi islam menjadi salah satu sistem ekonomi yang sangat sulit direalisasikan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun