Memang masih hangat perbincangan tentang fatwa MUI(Meski saya tidak tahu kenapa mereka harus menuruti satu organisasi yang isinya sama-sama manusia) tentang haram tidaknya mengucapkan Natal bagi umat Islam. Memang agak berkaitan dengan yang satu ini, tapi bukan ini yang sedang saya bahas. [caption id="" align="aligncenter" width="488" caption="Yang menyebarluaskan spanduk ini bukan musuh Islam, kan?(facebook.com)"][/caption] Seringkali saya lihat di jejaring sosial, rasanya ada seperti kontra terhadap sesuatu yang berbau "non-islam". Katakanlah, pengucapan selamat Natal tadi. Saya masih bingung mengapa haram bagi seorang Islam untuk mengucapkan selamat Natal kepada umat Kristen? Ya, memang saya sendiri tidak peduli apakah mereka mau menyelamati atau tidak, namun saya penasaran apa sebabnya. Asumsi saya menuju kepada satu: Ketakutan. Iya, ketakutan. Kenapa? Mari kita lihat gambar ini:
Ya, memang hal ini bisa terjadi. Tapi kalau paranoidnya sampai sejauh ini, apakah pantas disebut kewaspadaan? Maksud saya, 100 juta rakyat Indonesia tidak akan berminat menjadi Kristen seketika hanya karena mengucapkan selamat Natal. Kita lihat juga gambar ini: [caption id="" align="aligncenter" width="614" caption="Hati-hati propokasi (facebook.com)"][/caption]
Saya harusnya tidak memasukkan ini ke dalam artikel ini, ya tapi ini yang paling menggelitik. Mengapa kalian segitunya paranoid kepada orang Kristen? Asal tahu saja, jika ada orang sebodoh ini di dunia, itu pastilah di negeri kita Indonesia.
Dan yang terakhir, masalah wakil gubernur ibukota Indonesia. Iya, Pak Basuki Tjahaya Purnama, atau yang akrab disapa Ahok. Kinerja beliau yang menggebrak bersama rekannya, Joko Widodo alias Jokowi, telah memberi harapan pada saya atas kelangsungan Jakarta. Namun ternyata oh ternyata, kalian tahu sendiri, cara pimpin Ahok yang idealis ini tampaknya tidak disambut dengan baik. Kalian pasti tahu, kan? Iya, karena menganut kepercayaan yang berbeda dengan mayoritas, ia disangka ingin "mengkristenkan" Indonesia. What the f**k, guys? Saya masih bisa toleran sama haram tidaknya pengucapan Natal, saya masih juga paham betapa kalian takut akan konspirasi Amerika, tapi paranoid akan wagub Jakarta beragama Katolik yang lebih bermartabat dibandingkan orang yang suka berkerudung ketaunya korupsi banyak sekali?
[caption id="" align="aligncenter" width="401" caption="Sumber: facebook.com"]
Oke, saya tahu masih ada orang waras kok di negara kita tercinta ini. Masih banyak yang imannya cukup kuat untuk mengucapkan hari raya ke agama manapun sebanyak apapun. Segitu banyaknya pula yang masih bersedia diperintah kafir asal tidak ikut-ikutan yang korupsi.
Setelah semua ini, asumsi saya makin kuat kalau semua keanehan ini bermuara pada satu kata: ketakutan. Hanya untuk pengingat saja, masih banyak orang yang menaruh kepercayaan hidup mereka di atas ketakutan. Ketakutan kekurangan umat, ketakutan akan dikuasai, ketakutan jika akhirnya negara kita yang Bhinneka Tunggal Ika ini akhirnya jadi negara Kristen yang syariah(lol jk). Bukannya hidup sesuai ajaran mereka, mereka malah waspada pada hal yang tidak perlu. Saya hanya bisa berdoa semoga kegilaan ini berakhir seiring berkembangnya negara kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H