Mohon tunggu...
Joko Wenampati
Joko Wenampati Mohon Tunggu... -

Gak penting banget

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pandangan Saya Sebagai Muslim Terhadap Ahok

20 Juli 2012   12:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:46 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pribadi tidak tahu siapa itu ahok. Yang saya baca dibanyak media, katanya Ahok itu orang WNI tapi keturunan Tionghoa dan juga beragama kristen protestan. Tapi pastinya saya tidak tahu apa-apa tentang ahok. Pastilah yang tahu tentang ahok hanyalah Ibunya, Bapaknya, saudara-saudaranya, istrinya, keluarga-keluarga dekatnya, tetangganya yang pedulian, atasannya jika ada, bawahannya jika ada, teman kerjanya dan siapa-siapa yang mengenal ahok. Saya yang hanya bisa menjadi pembaca berita, hanya ada pilihan percaya, tidak percaya, atau menjadi Ahonostik hahahaha.

Lain lagi dengan persoalan jika seandainya Ahok sukses menjadi wagub Joko Wi (hussshhh bukan Joko We, Joko We lebih keren daripada Joko Wi, eitsss fans Joko Wi jangan marah weeekk). Saya tidak tahu apakah mereka berdua akan berhasil. Tapi yang pastinya, meningkatkannya jakarta menjadi Ibukota yang baik, tidaklah tergantung pada mereka berdua. Tapi tergantung pada dukungan rakyat untuk mewujudkan apa-apa yang dianggap baik. Persoalan sampah misalnya, Joko Wi - Ahok tidak bakalan mampu mengurusi sampah, jika rakyatnya tidak mendukung untuk membenahi persoalan sampah. Apakah Joko Wi dan Ahok harus datang mengangkut sampah-sampah rakyat yang bandel itu? Lah... ngurusi sampah saja belum tentu dapat dukungan dari rakyat, bagaimana dengan hal besar lainnya? Hmm.... semua tergantung pada anda, mau percaya atau tidak percaya jika nanti pasangan ini berhasil membawa perubahan ke arah yang lebih baik, atau bersikap seperti saya yang Ahoknostik.  yang pastinya menurut saya, kemajuan suatu bangsa tergantung pada bangsa itu sendiri, dan tidak tergantung pada satu atau dua orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun