Mohon tunggu...
Aris Setya
Aris Setya Mohon Tunggu... Administrasi - Seniman

Seniman dari tanah Jawa yang tinggal di benua Eropa

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ini tentang Oleh-oleh Ketika Liburan

6 Desember 2015   04:46 Diperbarui: 6 Desember 2015   08:52 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="salah satu oleh-oleh paling diminati/dok.pribadi"][/caption]Banyak kebiasaan kita yang selalu meminta oleh-oleh kepada teman kita yang bepergian ke luar kota dan keluar negeri, Di Indonesia sepertinya meminta oleh-oleh seolah sudah menjadi sesuatu yang lumrah. Meski kadang kita membeli oleh-oleh karena sudah menjadi tradisi ketika kita sedang liburan.

Mungkin tipe orang kita yang perkewuh atau tidak enakan yang mau tidak mau harus membawa buah tangan ketika bepergian atau liburan. Khususnya di tempat kerja. Misalnya di tempat kerja kita dalam satu lantai ada beberapa team yang berbeda-beda dan kita berada dalam salah satunya. Dalam team kita ada 10 orang misalnya dan ketika kita liburan kita harus membawa oleh-oleh untuk satu team kita, sementara kita dekat dengan team yang lain maka kita tidak enak jika tidak membawakan mereka oleh-oleh.

Tapi apakah kita harus membawa oleh-oleh untuk orang satu lantai di kantor kita? Belum lagi oleh-oleh untuk teman gaul kita atau temen nongkrong dan ngumpul. Ini berbeda dengan oleh-oleh untuk keluarga kita tentunya. Lalu apakah kita haru sembunyi-sembunyi kiha bepergian atau liburan agar kita terhindar dari balada oleh-oleh ini?

Tidak seru dan haits jika kita liburan keluar kota atau ke luar negeri tidak update di social media seperti Facebook, Path atau Instagram. Ini salah satu penyebab banyak orang yang tiba-tiba kirim pesan dan sok akrab ketika tahu kita sedang liburan ke luar negeri melalui status kita di social media, saya sendiri pernah mengalami kondisi seperti ini.

Tahun lalu ketika saya berkesempatan liburan ke Eropa, banyak yang minta oleh-oleh ini dan itu, belum yang nitip ini dan itu juga. Bayangkan kala itu ada 15 orang yang menitip thumbler Starbucks, belum yang nitip souvenir dari negara yang saya kunjungi seperti mug, kaos, cokelat dan lain sebagainya.

Karena saya orangnya tidak enakan maka kala itu koper saya penuh dengan thumbler starbucks dan oleh-oleh lainnya. Pernah akhirnya saya kelebihan bagasi. Pernah ada teman yang nitip tas dengan merk tertentu dan saya sudah keliling-keliling mencari pas sudah ketemu kemudian teman saya bilang jika tidak jadi karena ketika dibandingkan harganya hampir sama dengan yang di Jakarta,padahal saya sudah membuang waktu untuk mencari tas tersebut.

Kita sebelum meminta atau nitip oleh-oleh coba kita posisikan diri kita sebagai teman yang sedang liburan. Ada beberapa poin penting yang harus kita pikirkan tentang hal yang mungkin sepele tapi terkadang sangat menggangu ini

Duit pas-pasan

Bayangkan jika teman kita liburan dengan uang pas-pasan atau backpackeran atau yang liburan tapi nginep atau numpang di rumah teman atau sanak saudara. Karena kita tidak selalu tahu keuangan teman kita. Ini akan menambah beban teman kita ketika sedang liburan.

Memakan waktu

Coba kita pikirkan jika teman kita liburan ke luar negeri selama seminggu dan berpindah – pindah negara dua hari sekali selama seminggu dan harus meluangkan waktunya untuk mencari oleh-oleh atau titipan dari kita. Kasian kan mereka harus membagi waktu yang sangat berharga.

Bagasi pesawat yang terbatas

Ketika liburan menggunaka pesawat terbang sebagai akomodasinya pasti kita mendapat jatah bagasi atau bawaan barang yang sudah ditentukan oleh jasa penerbangan yang kita gunakan dan ini tentunya sesuai dengan kemampuan teman kita. Dan biasanya untuk kelebihan bagasi akan dikenakan biaya lagi sesui peraturan dari jasa penerbangan. Bayangkan jika teman kita harus membayar kelebihan bagasi atau harus mengorbankan hal lain hanya untuk memenuhi oleh-oleh ini.

Mereka juga punya keluarga

Tentu saja teman kita juga harus memikirkan untuk membeli oleh-oleh untuk keluarga mereka dan ini tentunya menjadi prioritas utama bagi dia.

Liburan tidak selalu belanja

Kita juga harus memahami jika tidak semua liburan harus berbelanja, mungkin teman kita hanya ingin bersantai, benar-benar berlibur dan melupakan sejenak masalah dalam hidup mereka dan melupakan sejenak kepenatan di tempat kerja.

Pulang dengan selamat

Hal ini yang harus kita utamakan dan kita harapkan ketika teman kita sedang liburan dan bepergian, mereka pulang liburan dengan selamat dan tidak kurang apapun adalah oleh-oleh yang sangat berharga tentunya.

Memberikan sedikit bonus jika kita terpaksa harus nitip sesuatu

Jika kita memang harus dan terpaksa nitip barang yang memang tidak ada di Indonesia dan sangat berguna misal seperti obat atau lainnya yang memang bermanfaat sebaiknya kita memberikan sedikit kelebihan pembayaran sebagai rasa terimakasih kita karena sudah merepotkan teman kita.

Tapi ini memang bersifat pribadi dan tergantung orangnya juga, ada orang yang senang di repotkan seperti ini tapi ada orang yang tidak suka. Tapi kebanyakan karena rasa sungkan dan tidak enak. Tapi percayalah jika diminta seperti ini sedikit mengganggu apalagi orang-orang yang sudah lama tidak ada kabar berita kemudian tiba-tiba menodong oleh-oleh ketika kita sedang liburan.

Jadi ada baiknya jika ada teman kita yang liburan sebaiknya kita memberikan ucapan selamat berlibur dan semoga menyenangkan selamat sampai tujuan dan kembali dengan selamat. Jika memang sudah rejeki kita pasti nanti juga dapat oleh-oleh. Selamat berlibur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun