Teman teman yang kutemui di Ruang Guru, merupakan teman teman yang menemani ku dalam perjalanan menuju kampus impian, satpam dan guru yang mengajar kami merupakan saksi betapa semangatnya dan inginnya kami masuk perguruan tinggi impian kami masing masing, dengan datangnya kami ketempat les, walaupun kondisi masih tidak baik dan Covid-19 masih berada di Indonesia, kami tetap tidak patah semangat, setiap hari dari sore sampai malam kami lalui ditempat les, walau bukan hanya belajar yang kami lakukan, kami juga  bermain disela sela jam istirahat agar tidak terlalu pusing dalam menjalani hari, teman teman ku di Ruang Guru yang sudah ku anggap sebagai teman dekat, teman tempat berkeluh kesah, walaupun kami belum lama bertemu dan belum lama kenal tetapi karena waktu ku banyak dihabiskan bersama mereka disitu la aku merasakan itu.
Setelah berjalannya waktu yang menurut ku sangat singkat, datang lah hari dimana pengumuman SNMPTN keluar, walaupun aku bersama teman teman les tidak mendaftar bersama, tetapi rezeki belum kami dapatkan disitu, kami sama sama tidak lulus SNMPTN, sudah ku bilang diawal, peluang lulusnya sangat lah tipis, ternyata pemikiran ku dengan teman teman juga sama, karena itulah kami ada di tempat les ini, untuk memperjuangkan kampus impian dengan belajar lagi dan lebih semangat lagi, waktu berlalu setelah hanya kurang lebih 3 sampai 4 bulan aku belajar bersama teman teman, datang lah dimana hari yang sangat kami nantikan yaitu UTBK atau Ujian Tulis Berbasis Komputer, aku mengikuti UTBK dengan semua kemampuan ku dan juga dengan sungguh sungguh mengerjakannya.
Sehari setelah aku melaksanakan UTBK aku jatuh sakit, apa karena aku sangat takut dalam UTBK atau sudah saatnya aku disuruh istirahat dari lelahnya les yang ku jalani beberapa bulan terakhir ini, tetapi sakit sekarang sangat berbeda dengan sakit yang biasa aku alami, aku demam beberapa hari lalu penyiuman dan perasa ku tidak berfungsi, karena pada saat itu Covid-19 masih tinggi tingginya, akupun memberani kan diri untuk tes swab antigen, setelah datang kerumah sakit dan hidung ku ditusuk oleh alat yang biasa digunakan pada saat swab antigen, setelah menunggu beberapa menit ternyata aku dinyatakn positif covid-19, disitu jujur aku tidak merasa sedih, karena aku sudah menduga akan kenak Covid-19.
Pulang dari rumah sakit, aku langsung isolasi mandiri, baru menjalani dua hari isolasi aku baru menyadari bebas itu nikmat,  disitu aku mulai merasa sedih ternyata  aku kenak Covid-19, baru aku merasa harus sembuh, harus bisa keluar lagi, tetapi walaupun aku diisolasi, semangat yang diberikan kepada ku dari keluarga dan teman teman , yang membuat aku Bahagia setiap hari,  juga membuat diriku menjadi lebih baik setiap harinya, yang membuat ku sedih lagi, aku kena Covid-19 pada saat bulan Ramadhan yang dimana bagi aku bulan itu sangat spesial, tetapi aku malah terkurung di kamar, belum lagi hari raya Idul Fitri sebentar lagi, tetapi aku sangat bersyukur aku sudah dinyatakan negatif pas pada satu hari sebelum hari raya Idul Fitri, yang artinya aku bisa merayakan hari raya bersama keluarga ku.
Beralih pada impian ku masuk perguruan tinggi negeri, akhirnya imipian itu tercapai, saat ini aku diterima di Universitas Riau, tentu saja  jurusan impian ku yaitu Sosiologi, walaupun rintangan yang dilalui masih sangat banyak kedepannya, tetapi apabila kita ikhlas dan berjuang dengan sungguh kita pasti akan mendapatkan hadiah yang begitu indah dari perjuangan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H