Nama aku Nofrida Hanum, biasanya aku lebih suka dipangggil Hanum daripada Nofrida, tapi masih banyak  teman teman memangil ku dengan sebutan Nofrida, awal dari cerita ini yaitu pada saat  aku yang baru tamat dari Sekolah Menengah Pertama (SMP), sama seperti pelajar pada umumnya yang ingin melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) impiannya.
Lain cerita dengan angkatan ku yang tidak bisa masuk sekolah impian yang sudah mereka impikan sejak masih duduk di bangku SMP, karena pada tahun kami pemerintah memakai sistem zonasi atau dari pengertian ku sendiri yaitu kita bisa masuk sekolah yang hanya berlokasi dekat dengan tempat tinggal kita, terlepas dari kekecewaan yang membuat ku sangat tidak bersemangat , akhirnya aku lulus di SMA  yang dimana membuat ku mendapatkan lagi semangat, juga pelajaran dan kisah baru yang belum pernah ku dapatkan pada saat dibangku SMP, contohnya pada saat SMA aku mendapatkan semangat lebih dikarenakan  dari seorang hanum yang  dulu pada saat SMP hanya seorang siswi yang mendapatkan peringkat paling tinggi rangking 10, juga yang belum mengenal apa itu kompetisi, apa itu persaingan antar teman, bagaimana rasa meperjuangkan sesuatu itu dengan sungguh dan mendapatkan hasilnya.
Sampai saat penerimaan rapor pertama di SMA tiba, aku mendapatkan peringkat 5 yang membuat ku langsung merasakan bagaimana rasa kita mendapatkan sesuatu dari hasil yang telah kita perjuangkan selama ini, disitulah bermula jiwa semangat ku untuk bisa mendapatkannya lagi, untuk bisa mempertahakan suatu yang telah ku perjuangkan dengan sungguh.
Waktu berjalan ku lalui dengan sungguh dan semangat, hingga disuatu hari pada saat penerimaan rapor yang kesekian kalinya di SMA, aku mendapatkan peringkat 3 tepat di kelas 12 yang merupakan peringkat tertinggi yang ku dapatkan pada waktu di SMA, selain kisah baru yang ku dapat di bidang akademik, di SMA itu aku juga dipertemukan  dengan dia, teman pertama ku di SMA yang mengajak ku pertama kali ngobrol, yang pertama kali mengajak ku duduk disampingnya,  yang juga menjadi teman ku hingga kami sama sama tamat dari SMA tersebut, namanya Agil, kami berasal dari SMP yang berbeda tetapi karena di kelas itu kami sama sama tidak memiliki teman yang dikenal, disitulah awal dari pertemanan kami dimulai, selain Agil, aku juga menemukan teman teman yang membuat ku lebih semangat untuk menjalankan hari hari di SMA, yang membuat ku bisa bertahan dengan kerasnya dan beratnya waktu yang dilalui pada saat SMA, juga teman teman yang menemani ku melalui peristiwa menuju kedewasaan yang ada pada zaman SMA.
Seiring berjalan waktu, hingga tiba lah pada saat kami duduk di bangku kelas 11, dimana itu merupakan awal untuk memilih langkah selanjutnya setelah masa SMA, beberapa teman teman ku sudah memiliki tujuan atau impiannya masing masing, seperti Agil yang ingin masuk sekolah kedinasan, juga Nanda yang ingin masuk polisi, sedangkan aku yang masih bimbang antara memilih sekolah kedinasan atau masuk perguruan tinggi, dikarenakan apabila aku memilih sekolah kedinasan aku harus lebih memperkuat perjuangan ku di fisik, waktu berlalu belum sempat aku memutuskan untuk memilih antara dua tersebut , musibah terbesar yang dialami dunia datang, yaitu Covid-19.
Bermula dari kami yang diliburkan hanya 2 minggu karena kakak kelas 12 akan melaksanakan ujian, tetapi kata kata libur 2 minggu itu berganti dengan libur yang lama dikarenakan ditengah kami libur masuk lah Covid-19 ke Indonesia, pertama kali itu di Depok, berawal dari datangnya Covid-19 yang kami harap akan cepat pergi virus ini, ternyata kami full belajar di rumah pada saat kelas 11, tidak terasa sudah satu semester kami belajar dirumah, tiba lah saatnya kami naik ke kelas 12, tentu saja pada saat kelas 12 kami masih belajar di rumah, pada saat  kami sudah kelas 12 yang dimana sebentar lagi kami akan melanjutkan ke jenjang yang lebih serius lagi, tetapi aku masih belum memutuskan untuk memilih antara perguruan tinggi atau sekolah kedinasan.
Tepat beberapa minggu sebelum diumumkannya siapa saja nama siswa yang dapat mendaftar pada jalur SNMPTN atau Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri ini, aku sudah  memutuskan  akan melanjutkan ke jenjang pergururan tinggi, dengan segala pertimbangan dan kondisi yang sedang dan akan aku jalani, terlepas dari sudah siap memilih antara sekolah kedinasan dan perguruan tinggi, walau daftar namanya belum keluar, kali ini aku pusing untuk memilih perguruan tinggi mana yang akan aku pilih untuk melanjuti Pendidikan ku, juga aku akan memilih jurusan apa.
Beberapa hari sudah ku lewati sampai lah pada saat hari dimana pengumuman siapa saja  siswa yang terpilih untuk dapat mendaftarkan dirinya pada  jalur SNMPTN pun  tiba, walaupun menurut ku jalur SNMPTN peluangnya sangat kecil untuk lulus tetapi aku sangat bersyukur nama ku ada diantara nama siswa yang lain, juga teman teman ku namanya berada di dalam daftar nama tersebut, yang membuat aku bahagia karena tidak hanya aku yang bisa mendaftar, juga aku bahagia karena kami mendapatkan hasil yang begitu indah dari apa yang telah kami perjuangkan selama ini , walaupun masa kelas 11 kami lebih banyak di rumah dari pada belajar di sekolah, aku tetap bersyukur,  terlepas dari kebahagiaan yang telah diperoleh, tentunya kami harus melalui perasaan yang tidak bisa dihindari yaitu rasa cemas akan memilih jurusan, karena Pendidikan ini akan kami jalani untuk 4 tahun kedepan di perguruan tinggi yang kami pilih, oleh karena itu kami harus memilih jurusan yang menurut ku kami bisa menjalaninya dengan nyaman dan Bahagia setiap harinya.
Setelah pertimbangan dan informasi yang telah dilalui, pilihan ku tertuju  kepada sosiologi, sosiologi merupakan salah satu jurusan yang ku pilih untuk masuk universitas, selain karena pelajaran kesukaaan ku di SMA , guru mata pelajaran sosiologi merupakan guru yang seru dalam mengajar yang membuat aku mudah memahami dan semangat dalam belajar sosiologi, setelah aku sudah menepatkan hati kepada jurusan tersebut, aku mendaftar untuk SNMPTN, selain SNMPTN, jalur masuk perguruan tinggi masih banyak lagi, seperti SBMPTN atau Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri, jalur ini beda dengan SNMPTN yang menggunakan nilai rapor, jalur ini kita akan melakukan ujian lagi untuk masuk ke perguruan tinggi negeri yang kita impikan.
Karena kepercayaan diri ku akan lulus pada jalur SNMPTN sangat lah rendah, aku memutuskan untuk mengikuti SBMPTN yang dimana aku harus belajar lagi yang membuat ku memutuskan masuk bimbel Ruang Guru, di Ruang Guru banyak kisah dan pelajaran yang ku dapat, berawal dari aku bertemu dengan orang baru, yang memiliki latar belakang yang berbeda beda, tetapi kami memiliki tujuan yang sama yaitu, ingin belajar dan masuk ke perguruan tinggi impian kami.