Kearifan Lokal dan Pertanian Berkelanjutan
Aktivitas pertanian di Dsn Kadipurwo  masih didasari dengan nilai-nilai kearifan lokal dalam proses penanaman, pengolahan lahan sampai dengan panen. Masyarakat masih menggunakan acuan pranoto mongso dalam hal perhitungannya. Meskipun iklim dan cuaca telah banyak mengalami perubahan. Namun perubahan yang terjadi tetap memiliki pola dan kecenderungan yang tetap bisa diamati.Â
Dengan penanggalan ini, petani yang memiliki dasar penanggalan dengan pranoto mongso jauh lebih baik dibandingkan petani yang tidak memiliki pedoman dalam hal penanaman sampai panen. Kebanyakan dari daerah tempat tinggal saya masyarakatnya memiliki lahan yaitu sawah, pada umumnya sawah di daerah saya ditanam padi, jagung, cabai dan tomat. Jika menanam cabai dan tomat lahan persawahan harus diolah agar tidak banyak mengandung air.Â
Dilihat dari tanaman yang ditanam padi dan jagung merupakan tanaman pangan yang dapat memenuhi kebutuhan karbohidrat dan sangat dibutuhkan oleh banyak orang sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Untuk mendapatkan hasil panen yang melimpah harus dilakukan secara selaras dengan alam dengan memperhatikan pertanian berkelanjutan.Â
Sumberdaya alam yang melimpah tidak akan ada artinya apabila tidak dikelola dengan pengetahuan.
Teknologi pertanian yang ramah lingkungan serta sesuai dengan teknologi tepat guna akan memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat. Seperti pertanian organik dengan metode mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk kimia sintetis. Menggantikan dengan pupuk kompos dan pupuk hijau dan tetap menjaga kesuburan tanah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H