Mohon tunggu...
Nofail Hanf
Nofail Hanf Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Nofail Hanf_20107030095. Selamat Membaca dan Semoga bermanfaat.

Jangan lupa tersenyum dan bersyukur.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Biografi Singkat BJ Habibie dan Perjalanan Karier Politiknya

23 Juni 2021   12:06 Diperbarui: 23 Juni 2021   13:46 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada awal 1962, Habibie cuti pulang ke Indonesia selama tiga bulan di Bandung, ia bertemu dengan teman SMA-nya, Hasri Ainun Basari. Tak lama kemudian, pada tanggal 12 Mei 1962, Habibie menikah dengan Ainun, Ia Habibie kemudian mendaftar di perusahaan pembuat pesawat Hamburger Flugzeug Bau (HFB) yang tengah mengembangkan pesawat Fokker F28 dan Hansajet 320. Setelah HFB berganti nama menjadi Messerschmitt-Boelkow-Blohm (MBB), ia diangkat sebagai Direktur Pengembangan dan Penerapan Teknologi, pada 1973. Jabatan tersebut adalah yang tertinggi di MBB yang pernah dijabat oleh orang asing.                                             

Saat itu Jerman membuka peluang bagi Habibie untuk mengembangkan diri. Setelah dua tahun di Jerman, di usia 21 tahun, ia telah dipercaya sebagai ketua PPI Achen. Di usia 25 tahun, ia telah memimpin tim di perusahaan Talbot, mengatasi direktur dan kepala yang usianya dua kali lipat lebih usia Habibie. Semasa di Jerman ia membuat 5 karya terhadap Indonesia, ia patut diapresiasi dalam pembuatannya.                                                                                                            

Tapi disaat perkembangan teknologi Indonesia saat ini tidak sesupport dulu ketika masa Habibie,  sekarang berbeda dengan yang dulu, di masa seperti ini Indonesia dihadapi keberlangsung tanpa ada tindakan korektif yang tepat, dapat dipastikan nantinya semua maskapai penerbangan akan terkapar, kecuali maskapai yang "bermodal besar". Apalagi Indonesia hanya ada satu maskapai penerbangan yang sanggup bertahan dengan kapital besar. Sedangkan yang harus diingat adalah sistem penerbangan nasional kita merupakan subsistem dari sistem penerbangan global. Bila kita dinilai tidak sanggup mengelola penerbangan kita sendiri, orang luar yang akan datang untuk "mengelolanya". Artinya, bila maskapai penerbangan nasional gulung tikar, maskapai asing atau setengah asing akan berjaya di udara Indonesia. Sekali lagi, penyebab utama adalah kekurangsiapan kita dalam menyongsong kemajuan teknologi di bidang penerbangan. Kita tidak memiliki sebuah institusi yang khusus mengelola dan menangani soal-soal penerbangan yang sifatnya "lintas sektoral" sekali.                                                                      

Iklim demokratis di Jerman membuka peluang Habibie untuk mengembangkan diri. Setelah dua tahun di Jerman, di usia 21 tahun, ia telah dipercaya sebagai ketua PPI Achen. Di usia 25 tahun, ia telah memimpin tim di perusahaan Talbot, mengatasi direktur dan kepala yang usianya dua kali lipat lebih usia Habibie. Dalam iklim demokratis, rasionalitas diutamakan. Seseorang dinilai berdasarkan kapasitasnya, bukan usia. Iklim ini pulalah yang menghantarkan sebagai presiden RI ketiga.

Pasca kepresidenan dan lengsernya 

BJ Habibie meninggal dunia dalam usia 83 tahun karena sakit. Selama hidupnya, perjalanan karir Habibie tak hanya soal ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi juga pemerintahan. Setelah hampir 20 tahun menempuh pendidikan dan bekerja di Jerman, Habibie dipanggil Presiden ke-2 RI Soeharto untuk kembali ke Indonesia pada 1973. Saat itu, Soeharto menilai Habibie bisa memberikan sentuhan baru di pengembangan industri teknologi di Indonesia.                                                                                                                                

Habibie pun kemudian menjadi pendiri Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Ia juga diberikan mandat oleh Presiden Soeharto sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi pada 1978, menjabat selama 20 tahun dan pada tanggal 20 Mei 1998, Presiden Soeharto memanggil Wakil Presiden BJ Habibie ke kediamannya di Jalan Cendana Jakarta. Habibie pun tiba di Cendana. Soeharto hendak membahas nama-nama menteri Kabinet Reformasi yang akan dilantik keesokan harinya, 21 Mei 1998. Soeharto juga menyampaikan berencana mengundang pimpinan DPR/MPR ke Istana Merdeka tanggal 23 Mei 1998 kepada Habibie, Soeharto menyatakan, ia bermaksud menyampaikan kepada pimpinan DPR/MPR untuk mengundurkan diri sebagai presiden setelah Kabinet Reformasi dilantik.                                                                                         

Selang dua bulan kemudian, Habibie menggantikan Soeharto yang menyatakan mundur sebagai presiden setelah gejolak politik dan reformasi pada 21 Mei 1998. Habibie pun menjadi presiden di masa-masa krisis bukanlah hal mudah. Saat memimpin Indonesia, yang saat itu dalam keadaan berantakan, Presiden Habibie membuat beberapa keputusan penting. Beberapa keputusan itu tertuang dalam Undang-Undang, seperti UU Otonomi Daerah, UU Partai Politik, hingga UU Anti Monopoli. Jika bukan Habibie memberikan kebebasan dan keleluasaan dalam berpolitik, saat itu juga tidak akan banyak partai-partai politik terbentuk. Tak hanya itu, sejumlah program pemulihan ekonomi Indonesia pasca reformasi juga dibentuk untuk mengatasi krisis. Jika sebelumnya nilai mata uang rupiah mencapai Rp 15 ribu per dolar, maka Habibie berhasil menekannya jadi Rp 10 ribu per dolar. Namun, Habibie juga tak terlepas dari kritik. Salah satunya saat ia dianggap menjadi penyebab lepasnya Timor Timur dari Indonesia pada 30 Agustus 1999.                                                                                   

Presiden ketiga Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie mempunyai beberapa catatan tersebut hingga mengantarkan Habibie menjadi Presiden Indonesia yang membawa negara ini ke era demokrasi. Habibie membuka peluang bagi terselenggaranya pemilu demokratis yang diikuti secara bebas oleh partai politik. Habibie membuka kran kebebasan pers. Habibie pula yang memberikan amnesti dan pembebasan bagi tahanan politik di masa Orde Baru. Apalagi tuntutan referendum yang disuarakan rakyat Timor Timur ditanggapi Habibie, yang kemudian diajukan ke Sekjen PBB Kofi Annan. Dalam pertimbangannya, Habibie menyebut subsidi moneter yang diberikan pemerintah tak sebanding dengan manfaat yang didapat Timor Timur. Dan pada 30 Agustus 1999 menjadi hari bersejarah bagi Timor Timur yang akhirnya berhasil memisahkan diri dari NKRI lewat referendum kemerdekaan. 

Dalam sidang umum MPR 1999, laporan pertanggungjawabannya Habibie ditolak. Pada hari yang sama, ia menyatakan mundur dari pencalonannya sebagai presiden, menyusul penolakan laporan pertanggungjawabannya. Total Habibie menjabat sebagai presiden selama 1 tahun 5 bulan, sebelum akhirnya digantikan oleh Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada 20 Oktober 1999. Masa jabatan Habibie relatif singkat dibandingkan dengan presiden dan wakil presiden lainnya.                                                                                                                        

Setelah tak lagi menjabat sebagai presiden, Habibie memutuskan tinggal di Jerman. Ia juga mendirikan organisasi Habibie Center, dan menghabiskan masa-masa hidupnya bersama sang istri, Hasri Ainun Habibie, yang kemudian meninggal dunia pada 22 Mei 2010 karena kanker ovarium. Dari berbagai jalan yang ditempuh oleh Habibie, Habibie dihina akan keyakinannya dulu tapi ia tidak menggubrisnya hingga tercapai angannya, Habibie pun rela mengabdikan seluruh hidupnya demi negaranya, meskipun keberdadaannya lebih dihargai di Jerman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun