Mohon tunggu...
Nofail Hanf
Nofail Hanf Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Nofail Hanf_20107030095. Selamat Membaca dan Semoga bermanfaat.

Jangan lupa tersenyum dan bersyukur.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berawal Dari Basabasi Kini Mempunyai Warung Kopi Welasan

23 April 2021   22:42 Diperbarui: 23 April 2021   23:38 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Covid-19 berdampak multidimensi pada kehidupan masyarakat, mulai dari kesehatan, sosial, hingga ekonomi. Demi menekan penyebaran virus ini pemerintah pun harus membatasi mobilitas masyarakat dengan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah, sehingga masyarakat dianjurkan untuk lebih banyak di rumah.

Hal ini membuat banyak usaha tersendah hingga akhirnya banyak karyawan yang dirumahkan atau terkena PHK. Bukan cuma perusahaan besar, tapi UMKM pun terpukul. Banyak bisnis yang terpaksa gulung tikar karena sulit bertahan di masa ini.

Meski banyak usaha yang tutup dan karyawan yang terkena PHK, masih ada sebagian yang kreatif dan bangkit membuka usaha baru dengan memanfaatkan kondisi ini. Salah satunya adalah Warung Kopi Welasan, pemilik usaha Kopi Kang Faizul Kamal yang baru membangun usahanya, sebelumnya ia berbisnis jualan buku di Yogyakarta.

Welasan bercerita di masa pandemi melanda di Condongcatur Sleman, Yogyakarta. Kedai kopi yang dibuat bersama teman-temannya yang telah berjalan selama beberapa bulan.

Meski kedai kopinya kalah saing dengan tren kopi lainnya, kedai Kopi Kang Faizul Kamal tetap konsisten dengan pendiriannya bahwa ia pasti bisa bangkit, katanya.

Sudah jelas bahwa roda bisnis berubah drastis akibat pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia. Perubahan ini juga terasa pada bisnis kedai kopi lokal yang ada di Indonesia. Hal ini karena biasanya kedai kopi jadi tempat berkumpul, bercengkrama bahkan bekerja. Dengan adanya aturan sosial distancing, kedai kopi menjadi sepi.

Lalu bagaimana cara Kang Faizul Kamal pemilik warung Kopi Welasan tetap bertahan di kondisi pandemi yang dashyat ini?

Pendiri warung Kopi Welasan, Kang Faizul Kamal menceritakan sebelum ada pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kedai tetap buka namun jam operasional berubah. Kemudian Welasan Kopi juga menyediakan tempat cuci tangan, bilik disinfektan dan handsanitizer. "Kami juga memberi batas jarak 1,5 meter setiap meja," pungkasnya 

Meski demikian dia mengakui keunikan UMKM yang ia jalani ini juga masih belum familiar. Sehingga dalam penjualannya dia harus menyematkan edukasi kepada pelanggannya bagaimana cara menyeduh kopi yang enak. Sejauh ini, promosi paling efektif menurutnya masih melalui media sosial terutama Instagram.

Dia mengakui menjalani warung Kopi Welasan seperti ini bisa dibilang tidak terlalu sulit ya kita hanya sabar dan konsisten saja dalam menjalaninya.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Sedangkan untuk masalah pengeluaran dia melakukan pencatatan dengan rapi pada pencatatan transaksi. Sehingga dia lebih mudah untuk mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan.

Masalah pembukuan dan pencatatan keuangan sering kali menjadi kendala bagi UMKM. Padahal dengan memiliki pembukuan dan catatan yang baik mereka dapat menentukan sudah sejauh mana berkembang dan kapan harus melakukan ekspansi. Dengan begitu, pengusaha UMKM dapat mengetahui kapan harus mengubah strategi bisnis, ataupun melakukan perbaikan lain.

Digital Banking Business Product Head Bank BTPN, Waasi B. Sumintardja mengatakan setidaknya ada dua persoalan yang kerap dialami oleh pengusaha kecil yang baru memulai bisnis, pertama soal keuangan kedua soal operasional.

"Kalau keuangan yang kita lihat, paling menentukan adalah bagaimana mereka mulai memisahkan uang pribadi dan uang usaha, dan keduanya tidak tercampur, mereka akan mulai bisa melihat progres perkembangan bisnis," kata Digital Banking Business Product Head Bank BTPN, Waasi B. Sumintardja kepada CNBC Indonesia, Jumat (9/10/2020).

Persoalan kedua, yang terkait dengan operasional adalah bagaimana seorang pengusaha bisa menjalankan operasionalnya, dalam hal ini terkait dengan manajemen usaha. Misalnya, bagaimana mereka harus konsisten mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran dengan cara fleksibel tanpa membebani kegiatan sehari-hari.

"Karena mereka menganggap itu repot, lebih penting mencari pelanggan daripada mencatat. kalaupun mencatat tidak konsisten. ada di kertas, di HP, ada di excel, tapi itu problemnya belum selesai. Kalau sudah catat, malam harus rekonsiliasi, baru mereka hitung, hari ini rugi atau untung," pungkasnya.

Berangkat dari persoalan ini, Welasan meluncurkan akun Jenius Bisnis yang bisa digunakan untuk mengatur keuangan usaha.

Dengan akun Jenius Bisnis, pengguna Jenius dapat memiliki akun tambahan yang bisa digunakan untuk menjalankan usaha, sehingga poengelolaan keuangan pribadi dan usaha menjadi terpisah.

Pembukaan akun Jenius Bisnis ini pun mudah karena bisa dilakukan dalam aplikasi yang sama dengan Jenius utama. Bahkan untuk pembukaannya bisa dilakukan hanya dalam hitungan menit.

"Hitungan menit kita sudah bisa punya akun keuangan untuk bisnis," imbuhnya.

Sementara itu, Jenius Bisnis Kita adalah fitur yang dibuat untuk memudahkan penggunanya. Akun Jenius Bisnis dan Jenius Bisnis Kita pada dasarnya bisa saling terintegrasi untuk memudahkan penggunanya. Ada beberapa fitur yang memudahkan pengusaha kecil dalam menjalankan operasionalnya.

Pertama fitur produk yang memudahkan pencatatan produk karena akan lebih rapi. Kedua fitur pengeluaran dimana pengeluaran bisnis semakin tertata. Selanjutnya adalah fitur kasir. Fitur ini untuk mulai memproses penjualan produk. Selain bisa diproses dari data produk yang telah dimasukkan, fitur ini juga bisa scan barcode produk. Ada 4 pilihan pembayaran yaitu Tunai, Transfer, Kartu Debit dan Kartu Kredit.

"Untuk bisnis kit, ada registrasi sendiri. Nggak ada syarat apapun. Ini khusus untuk mereka yang mau mulai usaha, bahkan untuk yang baru kepikiran mau usaha apa," pungkasnya.

Memulai bisnis di saat pandemi bukanlah hal salah. Apalagi bisa keadaan mendesak karena  pendapatan menurun.

Namun, perencanaan, analisa, hingga operasional yang baik harus tetap dijalanan agar usaha tidak gulung tikar dan hanya seumur jagung. Dan lagi kita sebagai generasi muda kita harus pintar-pintar mengolahnya, untuk cerita atau pemaparan di atas itu sebagai pembelajaran terhadap kita. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun