"Anak saya yang pertama telah mengubah diri saya sebagai psikolog. Pengalaman itu telah membuat behavorisme yang selama ini saya gandrungi tampak begitu bodoh sehingga membuat saya muak. Saya terus pandangi mahluk mungil penuh misteri ini. Saya terkesima oleh misteri dan sejenis perasaan tak terkendali."
Abraham Harold Maslow lahir di Brooklyin, New York, 1 April 1908. Ia anak keluarga imigran Rusia-Yahudi yang pindah ke Amerika sebagai pembuat senjata. Masa kanak-kananya ia habiskan di Brooklyin. Di sekolah Maslow terisolasi, tertekan dan tidak bahagia karena keturunan Yahudi. Kegetiran hidup dan kehadiran anak pertama mengilhaminya mencetuskan teori hierarki kebutuhan (hierarchy of need).
Maslow hidup di tengah perbedaan pandangan dan aliran psikologi yang muncul sebagai cabang keilmuan: William James mengembangkan aliran fungsionalisme; di Jerman lahir psikologi gestalt; di Wina hadir Sigmund Freud serta aliran behaviorisme John B. Watson yang pupuler di Amerika. Dengan buku berjudul Motivation and personality (1954) Maslow menantang dua mazhab yang mendapat tempat di perguruan tinggi Amerika.
Maslow hadir dengan gagasan psikologi humanistik. Teori kebutuh merupakan pemikiran kesehatan rohani berdasarkan pemenuhan alami manusia guna pengaktualisasian diri. Dia percaya bahwa setiap manusia memiliki kesadaran akan pilihan-pilihan yang dibutuhkan serta bertanggung jawab atas konsekuensi pilihannya. Menurut Maslow, motivasi manusa dapat dibagi jadi lima level yang ingin dicapai. Kelima kebutuhan dasar ini disusun dalam bentuk piramida. Level paling bawah merupakan kebutuhan paling esensial dan memiliki urgensi paling tinggi untuk dipenuhi.
Sebelum abad ke-19 studi tingkah laku manusia hampir sepenuhnya menjadi wewenang ahli teologi dan filsafat. Berkat Galilieo, Isaac Newton dan ilmuan lain, perhatian tentang manusia dan tingkah lakunya bergeser dari tangan teolog ke tangan ilmuwan. Di tahun 1943, setelah Wilhelm Windt (1832-1920) menerbitkan buku pegangan umum tentang ilmu psikologi, muncul banyak aliran pemikiran psikologi.
Tahun 1950-an, terdapat dua teori besar yang sangat berpengaruh di universitas-universitas Amerika: Sigmund Freud dan John B. Watson. Di tengah kuatnya dua aliran tersebut, Abraham Harold Maslow hadir dengan memformulasikan keduanya. Maslow yang sudah banyak belajar dari Freud dan Watson memperkenalkan metode psikologi mazhab ketiga, yang lebih kita kenal dengan sebutan psikologi humanistik (psychology of being). Jika sebelumnya Freud cenderung pada motif tidak sadar mengendalikan perilaku dan Watson lebih menekankan pada proses belajar asosiatif atau belajat stimulus-respon maka Maslow mengembangkan sebuah pendekatan psikologi baru yang lebih positif mengenai manusia, nilai-nilai, cita-cita, pertumbuhan dan aktualisasi potensi manusia.
Gerakan humanistik dimulai di Amerika Serikat dan Eropa pada tahun 1950-an. Psikologi humanistik lahir dari ketidakpuasan atas psikologi awal abad ke-20. Ketidak puasaan ini ditujuakan pada potret manusia yang dibentuk oleh psikologi modern atas suatu gambar yang patrial dan tidak lengkap. Para tokohnya merasa psikologi, terutama psikologi behavoristik, menjadi "dehumanisasi" yang gagal memberikan sumbangan pemahaman manusia dalam kondisi eksistensinya.
Behavoristik dan psikoanalisis cenderung negatif memandang manusia. Psikologi humanistik muncul sebagai suatu usaha untuk memusatkan aspek positif tentang manusia. Pendekatan humanistik menitikberatkan pada pemikiran, imajinasi kreatif bukan sekedar pada keadaan. Perhatian pada makna kehidupan menjadi pembedah dengan psikologi lain. Dalam pandangan psikologi humanistik, manusia bukan sekedar pelaku dan pencari indentitas di masyarakat, namun ia juga berperan sebagai pencari makna.
Psikologi humanistik fokus menelaah kualitas insani. Selain itu, psikologi humanistik memandang manusia sebagai mahluk yang memiliki otoritas atas dirinya sendiri. Perbedaan antara tingkah laku manusia dan binatang sangat ditekankan dalam psikologi humanistik. Manusia punya kekuatan penuh untuk mengendalikan manipulasi lingkungan. Kendali atas ketidaksadaran (pandangan psikoanalisis) atau pengaruh eksternal (dalam pendekatan behavoristik) individu punya hak penuh memilih hidup dengan nilai-nilai kemanuasia yang lebih luhur.
Maslow membedakan antara kebutuhan dasar (basic need) dan metakebutuhan-metakebutuhan (metaneeds). Maslow menyusun sebuah teori motivasi manusia dalam bentuk hirarki atau berjenjang. Ada lima kebutuhan yang disusun dengan bentuk piramida:
Kebutuhan fisiologis (Physiological Needs)
Kebutuhan dasar setiap manusia adalah fisiologis. Kebutuhan ini bersifat homeostatik, seperti makan, minum dan sebegainya. Kebutuhan fisiologi sangat kuat, hingga orang cenderung berjuang keras memenuhi kebutuhan ini dan meninggalkan kebutuhan yang lain. Kebutuhan fisiologis merupakan potensi paling dasar bagi semua pemenuhan kebutuhan di atasnya.
Kebutuhan akan rasa aman (Safety/Security Needs)
Kebutuhan fisologis dan keamanan pada dasarnya merupakan kebutuhan untuk bertahan hidup. Kebutuhan ini sudah ada sejak bayi. Setiap bayi akan menangis bila merasakan dirinya tidak aman. Begitu pun sebaliknya. Tiap individu selalu menempatkan kebutuhan fisiologis dan rasa aman sebagai prioritas. Hingga terkadang ketakutan akan rasa tidak aman berdampak pada sikap tidak normal.
Kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang (Social Needs)
Setelah kebutuh fisiologi dan rasa aman terpenuhi, kebutuhan dimiliki dari salah satu kelompok menjadi tujuan yang domenan. Setiap individu sangat takut untuk menjadi orang kesepian dan tersisihkan, kebutuhan akan rasa kasih sayang dan dimiliki menjadi kebutuh ketiga setiap individu. Hal ini tentu bila kedua kebutuhan sebelumnya sudah terpenuhi.
Kebutuhan akan penghargaan (Esteem Needs)
Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki terpuaskan, manusia punya kebebasan untuk mengejar kebutuhan egonya. Kebutuhan akan penghargaan kemudian menjadi preoritas selanjutnya. Dimana, setiap individu akan berlomba untuk mendapat penghargaan atas dirinya.
Maslow membagi kebutuhan akan penghargaan (Esteem Needs) menjadi dua, kebutuhan yang lebih rendah dan kebutuhan yang lebih tinggi. Kebutuhan yang lebih rendah dominan untuk menghormati orang lain dan kebutuhan yang lebih tinggi adalah kebutuhan atas harga diri, perasaan, keyakinan, prestasi dan kebebasan
Kebutuhan akan aktualisasi diri (Self-actualization Needs)
Setelah kebutuhan dasar terpenuhi maka muncul kebutuahan aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri merupakan pemaksimalan dari setiap potensi individu. Secara sederhana, aktualisasi diri merupakan upaya untuk memperoleh kepuasan atas dirinya sendiri (self fylfilment). Setiap manusia yang mampu mencukupi kebutuhan ini akan menjadi individu yang utuh. Mereka akan mengekspresikan kebutuhan dasar secara alami tanpa tertekan oleh kebudayaan.
Menurut Maslow, secara genitik manusia mempunyai potensi dasar yang positif. Sebab itu manusia punya potensi untuk mencukupi kebutuhan aktualisasi diri. Setiap orang yang menempuh jalur positif dalam mencukupi kebutuhan aktualisasi dirinya merupakan jiwa yang sehat. Sebalikanya, bila tidak mampu memenuhi kebutuhan aktualisasi diri akan mengalami kegelisahan dan frustasi.
Hirarki kebutuhan Abrahan Maslow, baik yang rendah dan lebih tinggi wajib terpenuhi. Tahapan-tahapan dalam pemenuhan kebutuhan di atas tentu sangat perlu diperhatikan. Sebab tanpa terpenuhinya kebutuhan dasar, maka kebutuhan tertinggi akan cacat secara mental. Terpenuhinya kebutuhan dasar tanpa pengaktualisian diri akan menjadi individu yang bimbang dan insecure.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI