oleh : J.Barathan Adiraja
Raja-raja Singhasari berusaha meluaskan  pengaruhnya di nuswantara.
Raja tersohor, Ken Arok raja pertama, Kertanegara raja yang terakhir.
Ketika, kecil Kertanegara diangkat menjadi raja muda.
Ayahnya wafat ia dinobatkan menjadi raja Singhasari.
Cita-citanya mendirikan kerajaan besar dan kuat. Singhasari harus meliputi Nuswantara.
Untuk mencapai maksud itu, ia menyiapkan angkatan perangnya.
Angkatan darat dan angkatan laut Singhasari.
Dengan angkatan perang itu, Kertanegara merebut bandar-bandar besar  Indonesia timur.Â
Sriwijaya berkuasa di Indonesia barat dan semenanjung Malaka. Singhasari berkuasa di Indonesia timur.
Seolah-olah Indonesia terbagi dua antara Sriwijaya dan Singhasari.
Pada saat bersamaan Indonesia terancam bahaya dari luar negeri.
"Kubilai Kan", kaisar Tiongkok, ingin menguasai seluruh Asia.Â
Kertanegara mengadakan persekutuan dengan raja-raja Kamboja dan Campa di Indo-Cina.
Singhasari, Kamboja, Campa sepakat akan bertempur melawan Tiongkok.
Indonesia harus disatukan agar dapat melawan angkatan perang Tiongkok.
Kertanegara berusaha merebut Indonesia barat dari kekuasaan Sriwijaya.Â
Keraton Jambi dikuasai dan didirikan kerajaan baru yatu Malayu.Â
Malayu benteng Singhasari untuk melawan Tiongkok.
Saat itu Kertanegara didatangi utusan dari kaisar Tiongkok.
Agar Kertanegara tunduk kepada kekuasaan kaisar Kubilai Kan.Â
Kertanegara menolak. Raja Indonesia tidak akan tunduk kepada kaisar Tiongkok.
Dengan penuh amarah Kertanegara menghina utusan itu.
Surat jawaban untuk kaisar Kubilai Kan, ditulisnya di atas batu dengan pisau.
Menyerahkan kepada utusan Tiongkok dan memerintahkan segera kembali ke negerinya.Â
Singosari, 19 Maret 2019Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H