Mohon tunggu...
Junus Barathan.
Junus Barathan. Mohon Tunggu... Guru - Profesional.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Purna Tugas PNS Guru.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Raja-raja Ingin Menguasai Nuswatara

19 Maret 2019   16:48 Diperbarui: 19 Maret 2019   17:40 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
theglobal-review.com/pinterest

oleh : J.Barathan Adiraja

Raja-raja Singhasari berusaha meluaskan  pengaruhnya di nuswantara.
Raja tersohor, Ken Arok raja pertama, Kertanegara raja yang terakhir.
Ketika, kecil Kertanegara diangkat menjadi raja muda.
Ayahnya wafat ia dinobatkan menjadi raja Singhasari.

Cita-citanya mendirikan kerajaan besar dan kuat. Singhasari harus meliputi Nuswantara.
Untuk mencapai maksud itu, ia menyiapkan angkatan perangnya.
Angkatan darat dan angkatan laut Singhasari.
Dengan angkatan perang itu, Kertanegara merebut bandar-bandar besar  Indonesia timur. 

Sriwijaya berkuasa di Indonesia barat dan semenanjung Malaka. Singhasari berkuasa di Indonesia timur.
Seolah-olah Indonesia terbagi dua antara Sriwijaya dan Singhasari.
Pada saat bersamaan Indonesia terancam bahaya dari luar negeri.
"Kubilai Kan", kaisar Tiongkok, ingin menguasai seluruh Asia. 

Kertanegara mengadakan persekutuan dengan raja-raja Kamboja dan Campa di Indo-Cina.
Singhasari, Kamboja, Campa sepakat akan bertempur melawan Tiongkok.
Indonesia harus disatukan agar dapat melawan angkatan perang Tiongkok.
Kertanegara berusaha merebut Indonesia barat dari kekuasaan Sriwijaya. 

Keraton Jambi dikuasai dan didirikan kerajaan baru yatu Malayu. 
Malayu benteng Singhasari untuk melawan Tiongkok.
Saat itu Kertanegara didatangi utusan dari kaisar Tiongkok.
Agar Kertanegara tunduk kepada kekuasaan kaisar Kubilai Kan. 

Kertanegara menolak. Raja Indonesia tidak akan tunduk kepada kaisar Tiongkok.
Dengan penuh amarah Kertanegara menghina utusan itu.
Surat jawaban untuk kaisar Kubilai Kan, ditulisnya di atas batu dengan pisau.
Menyerahkan kepada utusan Tiongkok dan memerintahkan segera kembali ke negerinya. 

Singosari, 19 Maret 2019 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun