Mohon tunggu...
Junus Barathan.
Junus Barathan. Mohon Tunggu... Guru - Profesional.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Purna Tugas PNS Guru.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Dingin

10 Maret 2019   08:48 Diperbarui: 10 Maret 2019   08:54 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

oleh : Junus Barathan

Jam dinding di ruang tengah menunjukan pukul 00.10.
Kipas angin di pojok ruang masih terus berputar sejak tadi.
Hawa dingin menyebar kemana-mana.
Menusuk tulang sampai ke ubun-ubun. 

Mata tak jua mau terpejam.
Melambung tinggi terbang jauh di balik awan.
Menukik tajam menembus bumi.
Melintas samudra lembah ngarai tebing terjal berbatu.

Waktu telah menunjukan pukul 01.30.
Bergulir cepat menemani keheningan malam.
Mematahkan angan-angan tak berujung.
Menghentikan pengembaraan  

Terduduk ia dalam diam
Memandang kosong jauh dibalik lamunan
Hening berteriak menjerit tak bersuara
Terjaga angan-angan tak seindah kenyataan

Singosari, 10 Maret 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun