Mohon tunggu...
Noerzada Febriana
Noerzada Febriana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Saya adalah seorang mahasiswi program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kurikulum Merdeka: Antara Harapan dan Tantangan

28 Desember 2023   03:15 Diperbarui: 28 Desember 2023   04:19 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurikulum merupakan perencanaan pendidikan yang berstruktur yang dinaungi oleh sekolah dan lembaga pendidikan, yang tidak terfokus pada proses belajar mengajar, melainkan untuk membentuk kepribadian dan meningkatkan taraf hidup peserta didik di lingkungan masyarakat (Bahri, 2017). Pembaharuan kurikulum sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran karena dengan pembaharuan itu maka proses, model, atau metode pembelajaran akan semakin efektif dan efisien, serta akan mengalami kemajuan guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia ke arah yang semakin baik. 

Kurikulum harus diperbaharui agar sesuai dengan perkembangan zaman, apalagi sekarang ini ilmu pengetahuan dan teknologi informasi telah berkembang semakin masif dan tak terkendali. Indonesia telah melangkah maju dengan program reformasi pendidikan yang diwujudkan dalam Kurikulum Merdeka. Meskipun penuh dengan harapan, kurikulum ini juga menghadapi sejumlah permasalahan yang perlu dicermati dan diselesaikan agar mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik. Artikel ini akan membahas beberapa permasalahan utama yang dihadapi Kurikulum Merdeka saat ini.

  • Implementasi yang Tidak Merata:

Salah satu tantangan utama Kurikulum Merdeka adalah implementasinya yang belum merata di seluruh wilayah Indonesia. Beberapa daerah mungkin mengalami kesulitan dalam mengadopsi kurikulum ini dengan baik karena perbedaan infrastruktur dan sumber daya manusia pendidikan. Seperti yang kita tahu, masih banyak sekolah yang mengalami keterbatasan dalam ketersediaan buku ajar dan buku siswa.

  • Pelatihan Guru:

Suksesnya kurikulum ini sangat bergantung pada kesiapan dan pemahaman guru. Pelatihan yang kurang memadai atau kurangnya akses guru terhadap sumber daya pendukung dapat menghambat efektivitas Kurikulum Merdeka. Kurangnya kemampuan dan kesiapan guru dalam menggunakan media pembelajaran dan belum mahir dalam mengaplikasikan teknologi untuk pembelajaran juga menjadi penghambat yang perlu diperhatikan. Guru juga mengalami kesulitan dalam memahami materi ajar yang terlalu luas serta cara menggunakan berbagai metode pembelajaran dalam mengajar.

  • Pemahaman Masyarakat:

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik, peran aktif masyarakat sangat penting. Namun, masih ada ketidakpahaman di kalangan masyarakat tentang esensi dan manfaat Kurikulum Merdeka, yang dapat mempengaruhi dukungan dan partisipasi mereka dalam proses pendidikan. Tidak adanya sosialisasi dari pemerintah untuk memperkenalkan kurikulum ini kepada masyarakat juga memperburuk situasi yang ada. Masyarakat menjadi tidak mengerti peran yang harus dilakukan guna mendukung Kurikulum Merdeka.

  • Evaluasi dan Penilaian:

Sistem evaluasi dalam Kurikulum Merdeka tidak hanya sebatas pada penilaian akhir, tetapi juga meliputi penilaian formatif dan sumatif yang dilakukan secara berkelanjutan. Selain itu, evaluasi juga meliputi aspek pengembangan karakter siswa. Evaluasi karakter bukan hanya mengukur aspek kognitif siswa, tetapi juga mengukur aspek afektif dan psikomotorik. Dalam penerapannya guru merasa kesulitan karena pada awal pembelajaran harus mengadakan tes diagnostik, KKM yang ditiadakan juga membuat guru merasa kesulitan terhadap patokan keberhasilan siswa, dalam penilaian pembelajaran terdapat dua raport yaitu raport penilaian akademik dan raport penilaian projek, hal ini membuat guru harus menambah waktu yang panjang untuk menyelesaikan penilaian.

  • Kemampuan Sumber Daya:

Sejalan dengan penerapan kurikulum, diperlukan upaya lebih lanjut untuk memastikan ketersediaan dan akses terhadap buku teks, perangkat teknologi, dan fasilitas pendidikan lainnya. Pada kenyataannya, masih banyak sekolah di Indonesia, khususnya pada wilayah terpencil yang tidak mendapatkan fasilitas pendidikan yang memadai. Hal ini dikarenakan distribusi fasilitas pendidikan yang dilakukan pemerintah masih belum merata. Kurangnya dukungan sumber daya ini dapat menjadi hambatan serius bagi keberhasilan Kurikulum Merdeka.

Kesimpulan:

Kurikulum Merdeka memberikan landasan yang kuat untuk mengubah wajah pendidikan di Indonesia. Namun, tantangan dan permasalahan yang dihadapi harus diatasi dengan tekad dan kerjasama bersama. Pemerintah, guru, masyarakat, dan semua pihak terlibat harus berkomitmen untuk mengatasi kendala ini demi menciptakan sistem pendidikan yang inklusif, berkualitas, dan sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan langkah-langkah perbaikan yang tepat, Kurikulum Merdeka dapat menjadi tonggak penting dalam mempersiapkan generasi muda Indonesia untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan.

Referensi:

Bahri, S. (2017). Pengembangan Kurikulum Dasar Dan Tujuannya. Jurnal Ilmiah Islam Futura, 11(1), 15.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun