Mohon tunggu...
Noer sulistiawati
Noer sulistiawati Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mahasiswa UINKHAS Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Pembelajaran Model Berbasis Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

6 Juni 2024   21:24 Diperbarui: 6 Juni 2024   21:50 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembelajaran merupakan inti dari pendidikan yang selalu mengalami perkembangan seiring dengan kebutuhan zaman, Salah satu model pembelajaran yang kini semakin diakui efektifitasnya adalah Pembelajaran Berbasis Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL). Model ini menghubungkan materi yang diajarkan dengan konteks kehidupan nyata sehingga peserta didik lebih mudah memahami dan mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh.

Apa Itu Pembelajaran Kontekstual?

CTL adalah pendekatan pengajaran yang menekankan pentingnya mengaitkan antara materi pelajaran dengan situasi dunia nyata. Pendekatan ini mengajak siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran melalui pengalaman langsung, refleksi, dan aplikasi praktis. Tujuan utamanya adalah membuat pembelajaran lebih relevan dan bermakna bagi peserta didik.

Prinsip - prinsip CTL

1. Konstruktivisme (Constructivism) : Siswa membangun pemahaman mereka sendiri berdasarkan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya.

2. Inkuiri (Inquiry) : Proses pembelajaran dimulai dengan pertanyaan atau masalah yang memicu rasa ingin tahu.

3. Pertanyaan (Questioning) : Guru dan siswa berinteraksi melalui pertanyaan untuk mengembangkan pemahaman yang lebih dalam.

4. Komunitas Belajar (Learning Community) : Pembelajaran dilakukan dalam kelompok atau komunitas dimana anggota saling membantu

5. Pemodelan (Modeling) : Guru atau ahli menunjukkan cara melakukan sesuatu sebagai contoh bagi siswa.

6. Refleksi (reflection) : Siswa diajak untuk merenungkan apa yang telah mereka pelajari dan bagaiman mereka belajar.

7. Peniaian Autentik (Authentic Assesment) : Evaluasi dilakukan berdasarkan tugas - tugas yang relevan dengan kehidupan nyata.

Implementasi CTL di Kelas

1. Penerapan Konstruktivisme

Dalam CTL, guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa membangun pengetahuan mereka sendiri. Misalnya, saat belajar tentang ekosistem, siswa bisa diajak mengunjungi taman, atau kebun untuk mengamati langsung interaksi antara berbagai makhluk hidup. Pengalaman ini memungkinkan mereka membangun pemahaman yang lebih konkret dibandingkan hanya membaca dari buku teks.

2. Inkuiri dan Pertanyaan

Guru bisa memulai pelajaran dengan pertanyaan pemicu seperti. "Bagaimana sampah plastik mempengaruhi kehidupan laut?". Pertanyaan ini mengarahkan siswa untuk melakukan penelitian, diskusi, dan eksperimen. Melalui proses inkuiri siswa belajar mencari informasi, menganalisis, data, dan menyimpulkan sendiri jawabannya.

3. Komunitas Belajar

Pembelajaran dalam kelompok memungkinkan siswa saling bertukar ide dam membantu satu sama lain. Misalnya, dalam proyek membuat model kota ramah lingkungan, siswa bisa bekerja dalam tim untuk merancang dam mempresentasikan ide mereka. Kolaborasi ini menumbuhkan rasa tanggung jawab dan keterampilan sosial.

4. Pemodelan dan Refleksi 

Guru dapat memberikan contoh bagaimana melakukan eksperimen atau menyelesaikan masalah matematika sebelum meminta siswa mencobanya sendiri. Setelah itu, siswa diajak untuk merefleksikan proses dan hasil belajar mereka melalui diskusi kelas atau jurnal belajar.

5. Penilaian Autentik

Penilaian dalam CTL lebih berfokus pada tugas - tugas nyata seperti proyek, presentasi, atau portofolio. Misalnya, setelah mempelajari tentang perubahan iklim, siswa bisa diminta membuat kampanye kesadaran lingkungan yang nyata, yang kemudian dinilai berdasarkan kreativitas,relevansi, dan dampaknya

Keuntungan dan Tantangan

Keuntungan:

  • Meningkatkan Motivasi  Belajar: Dengan melihat relevansi pelajaran dengan kehidupan nyata, siswa menjadi lebih termotivasi.
  • Mengembangkan Keterapilan Berpikir Kritis dan Kreatif: CTL menuntut siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah.
  • Membentuk Keterampilan Sosial: Kerjakelompok dalam CTL membantu siswa mengembangkan keterampilan komunikasi dan kolaborasi.

Tantangan: 

  • Waktu dan Sumber Daya: Implementasi CTL seringkali memerlukan waktu dan sumber daya tambahan.
  • Kesiapan Guru: Guru perlu mendapatkan pelatihan khusus untuk menerapkan CTL secara efektif
  • Penilaian yang Berbeda: Penilaian autentik memerlukan standaryang jelas dan konsisten yang bisa menjadi tantangan tersendiri.

Kesimpulannya: 

Contextual Teaching and Learning (CTL) menawarkan pendekatan pembelajaran yang relevan dan bermakna bagi siswa. Dengan menghubungkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan nyata, CTL tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di dunia nyata. Meski memiliki tantangan dalam implementasinya, manfaat yang diperoleh dari pendekatan ini sangat signifikan dalam menciptakan generasi yang kritis, kreatif, dan kompeten. Bagi para pendidik, CTL bukan hanya sebuah metode pengajaran, tetapi juga sebuah langkah menuju pendidikan yang lebih baik dan relevan di era modern ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun