Mohon tunggu...
Noeriwan
Noeriwan Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Penulis artikel yang menyukai konten edukatif dan informatif.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Serangan Burung Sawah Turunkan Panenan Padi

20 Desember 2024   08:02 Diperbarui: 20 Desember 2024   07:33 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gabah malai akibat serangan burung sawah (gambar: Noeriwan)

Kualitas gabah menurun. Tidak saja menurunkan produksi tetapi juga menurunkan kualitas gabah. Terdapatnya gabah yang pecah mengurangi harga jual di pasaran.

Pendapatan berkurang. Panenan padi yang seharusnya optimal akhirnya tidak maksimal. Dengan berkurangnya produksi padi karena serangan burung sekitar  30-50% secara langsung mengurangi keuntungan yang diperoleh.

Ada beberapa cara pengendalian serangan burung sawah:

Menanam padi serentak. Makin luas hamparan padi daya rusak yang diakibatkan burung sedikit, begitu pula sebaliknya. Tanam serentak padi ketika masuk musim penghujan.

Memasang jaring pengaman. Diharapkan burung yang turun akan terperangkap jaring. Pemasangan jaring pengaman memerlukan keahlian khusus. Dibeberapa lokasi Kabupaten trenggalek pemasangan jaring cukup efektif mengurangi serangan burung sawah.

Memasang orang-orangan sawah. Burung sawah akan kabur terbang menjauh ketika ada gerakan di dalam hamparan sawah. Perlu tenaga penarik dari jauh jika angin tidak cukup kuat menggerakannya.

Memasang suara nyaring. Suara nyaring yang dibunyikan dengan pluit secara tiba-tiba dapat mengagetkan segerombolan burung sawah untuk terbang menjauhi suara. Selain dengan pluit bisa dengan gerakan mekanis seperti  memadukan baling-baling dengan alat penabuh mini.

Memasang bahan yang dapat memantulkan cahaya.  Ada penelitian yang menyebutkan burung gereja takut dengan adanya cahaya disekitarnya. Namun ini masih perlu dikaji lagi ke efektifannya.

Ada pula yang sudah mulai menggunakan teknologi modren yang dipadukan dengan Artificial Intelligence (AI). Penggunaan teknologi modren masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun