Bau. Tikus cenderung menghindari bau menyengat seperti dari tanaman mint, minyak jarak, atau amonia. Penggunaan bahan alami ini dapat menjadi alternatif pengusir tikus. Singleton et al (2010) menyebutkan tikus menghindari interaksi dengan objek dan hal-hal baru.
Keberadaan Predator. Predator alami seperti burung hantu, ular, atau kucing dapat membantu menekan populasi tikus secara signifikan. Pemasangan tiang dan rumah burung hantu disawah dapat mengurangi munculnya tikus disawah.
Berikut alasan Tikus mentarget padi sebagai makanannya:
Nutrisi padi. Tikus menyukai padi karena kandungan nutrisinya yang tinggi, terutama pada fase bulir yang masih muda (fase susu). Padi yang melimpah di sawah menyediakan sumber makanan yang mudah diakses.
Tikus adalah hewan omnivora yang mencari makanan sesuai dengan ketersediaan. Mereka cenderung aktif pada malam hari, sehingga dapat menyerang tanaman padi tanpa gangguan. Serangan hama tikus dapat mengurangi bahkan menyebabkan gagalnya panen padi (puso).
Pengendalian Tikus perlu dilakukan secara tepat dan terintegrasi. Pengelolaan pengendalian tikus yang sudah terserang memang sukar untuk dikendalikan. Meskipun begitu, tikus mempunyai sifat insting, akan melewati jalan yang dilaluinya secara berulang sehingga ini menjadi kelemahannya.
Pengendalian yang dilakukan untuk mengatasi serangan hama tikus :
Pengendalian Biologis. Memanfaatkan predator alami seperti burung hantu (Tyto alba) adalah salah satu cara yang efektif dan ramah lingkungan. Burung hantu dapat memangsa tikus dalam jumlah besar setiap malam. Suara burung hantu membuat tikus menghilang disekitar pertanaman padi.
Pengendalian Kultur Teknis. Penanaman serentak oleh petani di suatu wilayah dapat memutus siklus reproduksi tikus. Membersihkan galengan dan area sekitar sawah untuk mengurangi tempat persembunyian tikus. Perbaikan galengan menjelang tanam dan gropyokan sarang tikus dapat menekan serangan tikus.
Pengendalian Kimiawi. Penggunaan umpan beracun dapat membantu menekan populasi tikus, tetapi harus dilakukan secara bijak untuk menghindari dampak negatif terhadap lingkungan dan organisme non-target. Umpan tikus bisa dalam bentuk umpan padatan (wax block), cairan dan bubuk. Efektifitas umpan tergantung cara aplikasinya.
Pengendalian Mekanis dengan Sistem Penghalang Traps (TBS) dan Linear Trap Barrier System (LTBS). Melakukan pengendalian dengan menanam padi  3 minggu lebih awal sebagai perangkap TBS sehingga tikus tertarik ke perangkap TBS disaat lahan sekitar masih olah lahan. LTBS merupakan bentangan pagar plastik/terpal dengan tinggi 50-60 cm yang dipadukan perangkap tikus berbahan kawat yang dipasang setiap jarak 20 m (BPTP Yogyakarta, 2013).