Mohon tunggu...
Noer Ima Kaltsum
Noer Ima Kaltsum Mohon Tunggu... Guru - Guru Privat

Ibu dari dua anak dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Tradisi Ramadan di Kampung Halaman Kecamatan Mantrijeron

9 Mei 2019   23:45 Diperbarui: 10 Mei 2019   00:23 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tradisi Ramadan di Kampung Halaman Kecamatan Mantrijeron

Ramadan adalah bulan penuh keberkahan yang selalu ditunggu-tunggu oleh setiap mulim di seluruh dunia tak terkecuali di kampung halaman, di Dukuh, Kelurahan Gedongkiwo, Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta. Setiap Ramadan tiba selalu mengingatkan saya pada rutinitas pada umumnya yang disebut tradisi.

Rupanya kegiatan selama bulan Ramadan saat saya masih kecil, sampai sekarang masih dilakukan oleh generasi berikutnya. Beberapa tradisi selama bulan Ramadan yang masih dilakukan adalah:

Setelah salat Subuh berjemaah lalu jalan pagi

Setelah salat Subuh di masjid, saya dan teman-teman tidak langsung pulang ke rumah, melainkan jalan-jalan keliling kampung untuk menghirup udara segar. Sampai sekarang tradisi berjalan-jalan di pagi hari tetap dilakukan oleh anak-anak generasi now.

Mengikuti pengajian di masjid pada sore hari (TPA)

Pada sore hari, anak-anak mengikuti pengajian yang diadakan di masjid terdekat. Pengajian ini meliputi kebiatan belajar membaca Alquran metode Iqra, menghafalkan surat pendek, dan tausyiah. Tentu saja pengajian ini dilaksanakan sambil menunggu waktu buka puasa.

Berbuka puasa bersama di masjid

Setelah kegiatan pengajian selesai, anak-anak berbuka puasa bersama di masjid. Biasanya makanan untuk berbuka puasa telah disiapkan oleh panitia kegiatan Ramadan berasal dari para donatur atau dermawan.setelah berbuka puasa bersama dilanjutkan dengan salat magrib berjemaah.

Menabung selama sebulan dari tanggal 1 sampai 25 Ramadan

Mungkin tradisi yang ini, yaitu menabung dari tanggal 1- 25 Ramadan jarang dilakukan di tempat lain. Bila menabung di bank biasanya mendapatkan bunga atau jasa, menabung selama bulan Ramadan di masjid yang dikoordinir oleh remaja masjid tidak mendapatkan jasa. Para penabung, saat tabungan dikembalikan, justru memberikan sedekah kepada panitia untuk digunakan kegiatan takbir keliling saat akhir Ramadan atau malam takbiran. Setiap anak bebas menabung dengan besar uang bebas. Alhamdulillah, semua bisa berjalan dengan lancar. Puluhan tahun tradisi menabung saat Ramadan ini tetap berjalan.

Mengisi kegiatan keagamaan di buku Kegiatan Ramadan

Untuk menambah nilai mata pelajaran Agama, biasanya guru memberikan tugas kepada siswa (SD) untuk mengisi buku kegiatan Ramadan. Buku tersebut berisi tabel salat wajib, puasa wajib, kegiatan tadarus, ceramah/tausiah, dalam bentuk kolam dan diisi dengan tanda centang bila melakukan dan minta tanda tangan imam salat tarawih/penceramah. Sampai sekarang tradisi berburu tanda tangan imam dan penceramah tetap jadi kegiatan favorit bagi anak-anak SD.

Tadarus di masjid

Untuk menambah pahala saat bulan Ramadan adalah dengan membaca quran atau tadarus. Biasanya dilakukan di masjid, setiap hari membaca satu juz. Bila sehari satu juz, diharapkan selama sebulan bisa khatam quran bersama-sama.

Takbir Keliling pada akhir Ramadan

Pada akhir Ramadan, anak-anak selalu menantikan tradisi takbir keliling. Kadang-kadang takbir keliling dilakukan dalam rangka mengikuti lomba tingkat kecamatan. Biasanya saat  takbir keliling dilakukan penilaian di Lapangan Minggiran, Kecamatan Mantrijeron.

Bahagianya menjadi anak-anak. Bahagianya bisa melakukan tradisi-tradisi selama Ramadan di kampung halaman saya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun