“O, Mursalin pacarnya Dimas yang dulu.”
Aku tersenyum kecut. Kami tidak ngobrol lebih banyak. Hanya seperlunya saja. Dimas dan Ibunya berlalu meninggalkanku. Rupanya keluarga Dimas masih berada di lesehan lebih lama.
Setelah membayar sate dan minuman, aku mencari suami dan si kecil. Ternyata, si kecil sangat enjoy bermain air. Dan suami dengan penuh kasih sayang menunggui si kecil. Kali ini gantian aku yang berada di dekat air terjun. Mencari gambar yang baik dan pas.
00000
Bagiku, hari kasih sayang tidak hanya satu hari saja. Hari kasih sayang itu setiap hari. Dan rasanya tidak perlu dirayakan. Kalau akhirnya aku diajak suami bepergian di Valentine’s Day, itu hanya kebetulan saja. Pas waktunya kami bisa berlibur bersama.
Lalu, kalau tiba-tiba aku bertemu mantan, rasanya itu hanya kebetulan saja. Kebetulan yang tidak pernah aku duga sama sekali. Bertemu mantan, menurut orang mengingatkan luka lama. Bagiku tidak! Ketika aku tiba-tiba diputus dan sang mantan menikah, aku sudah bisa mengambil kesimpulan. Bersyukur, Tuhan menunjukkan sesuatu yang terbaik lebih cepat. Kendala jarak jauh, sangat aku maklumi.
Aku telah berhasil melupakannya. Tapi dia, sang mantan mungkin masih mengingatku dengan mencari tahu tentang aku. Pasti sang mantan mencari tahu lewat mbah gugel. Namaku kan tiada duanya, jadi mudah mencariku di dunia maya. Kalau akhirnya di dunia nyata bertemu lagi, semoga tidak ada luka yang harus disembuhkan. Kebal!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H