Aku tersenyum, senyum yang aku paksakan. He-eh.
“Bagaimana kalau kita maksi sambil ngobrol?” Beliau mengerling. Aku benar-benar merinding, mules rasanya.
“Terima kasih, saya bergabung dengan yang lain saja biar kompak,”jawabku.
Setelah selesai mengambil makanan, aku bergabung dengan teman yang lain. Temanku yang lain yang akrab denganku adalah trio kwek-kwek. Maksudku 3 teman laki-laki yang kuanggap sebagai kakakku.
“Halo, lauknya apa?”Tanya Pak Andika.
“Biasa, wader goreng.”
“Hai, tadi Pak Tua ngajak ngobrol ya?”Tanya Pak Jati penuh selidik
“Ho-oh, gile bener,”jawabku
“Memang kenapa?”
“Apa ndak tahu, Pak tua tadi main mata kedip-kedip pada adik kita,”Pak Aan menjelaskan.
“Sumpah, eneg beneran. Mengerlingkan mata segala, dasar thukmis.”