Penculikan di Toko Modern : Kaum Ibu Jangan Bawa Balita Saat Belanja
Beberapa hari yang lalu saya membaca pesan di WA. Isinya kurang lebih terjadi penculikan anak berusia 4 tahun di Carrefour, ketika ibunya sedang memilih belanjaan di Carrefour. Sang ibu baru sadar bila anaknya sudah tidak ada di sampingnya. Seseorang yang baik hati ikut membantu si ibu dengan minta bantuan pegawai Carrefour untuk segera menutup pintu dan jalur keluar manapun.
Akhirnya semua pintu berhasil ditutup/dikunci. Ketika dicari anak yang dimaksud ditemukan di kamar mandi dalam keadaan terbius, hanya memakai celana dalam, kepala/rambut sudah tercukur setengah. Di samping anak tadi ada tas pakaian, sebuah pencukur/razor dan sebuah wig di lantai. Si penculik hanya butuh waktu 13 menit, dari mengambil anak hingga mencukur rambut. Dari pesan WA tersebut tidak disebutkan penculik tertangkap/tidak. Misalnya bila aksi penculikan tersebut tidak dihentikan, mungkin penculik akan sukses menculik anak. Karena kondisi anak saat diambil dengan kondisi dibawa kabur sudah sangat berbeda!
Kejahatan bisa terjadi di mana-mana. Tentu saja modus operandinya juga beraneka macam. Sebagai orang tua dan orang dewasa kita perlu hati-hati terhadap keselamatan anak-anak kita. Bahkan sekarang sudah saatnya kita sebagai orang dewasa tidak hanya cukup melindungi anak-anak kita sendiri. Kita juga diharapkan bisa melindungi anak-anak yang ada di sekitar kita. Di lingkungan keluarga, lingkungan rumah dan di manapun. Kita wajib “peduli anak-anak”.
Saya sangat setuju dengan pendapat bahwa anak bukanlah orang dewasa mini. Anak tetaplah anak. Anak daya nalarnya belum tinggi. Anak belum bisa membedakan orang baik (sungguhan) dan orang baik (bohong-bohongan). Oleh sebab itu anak memerlukan kondisi/lingkungan yang nyaman dan aman.
Orang tua terutama ibu harus mampu menghadirkan lingkungan yang nyaman dan aman untuk buah hatinya. Pada kasus di atas, balita menjadi korban penculikan karena ibu sibuk dengan urusannya (belanja). Sebaiknya ibu bisa mengukur tingkat kerepotan bila berada di swalayan. Tentu saja bila tak ada yang ikut mengawasi anak yang kita ajak, bahaya mengancam pada anak kita.
Masih bagus ada orang yang ikut membantu menghentikan pekerjaan penculik dengan menutup pintu. Bayangkan bila terlambat beberapa menit saja. Bisa kita tebak apa yang akan terjadi. Awas, bahaya mengintai pada anak-anak kita khususnya balita yang mudah tergiur menerima sesuatu yang menarik dari orang yang belum dikenalnya.
Bila ibu-ibu mau belanja di swalayan, pasar atau di mana saja, pastikan anak-anak kita ada yang ikut mengawasinya. Bila tidak ada teman yang ikut mengawasi anak kita saat kita belanja, sebaiknya jangan mengajak anak di tempat umum yang rawan. Anak bisa ditinggal di rumah atau dititipkan dulu pada saudara, orang tua, tetangga atau di Taman Penitipan Anak.
Sayangi buah hati kita. Bulan Ramadhan ini, sekarang sudah terlihat aktifitas orang-orang. Sibuk di pasar, toko, swalayan, mall dan tempat belanja lainnya. Ibu-ibu sudah mulai menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut lebaran. Belanja makanan, minuman, sembako, pakaian dan lain-lain. Boleh-boleh saja melakukan hal itu. Tapi jangan sampai kita mengabaikan anak kita. Konon katanya anak adalah harta yang tak ternilai. Kalau orang Jawa mengatakan ojo kemeruk anak digawa mrono mrene (jangan berlebihan, anak dibawa ke sana kemari).
Untuk kaum bapak, mohon kerja samanya ikut mengawasi anak-anak di kala ibu sedang repot belanja. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Karanganyar, 29 Juni 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H