Mohon tunggu...
Hilman I.N
Hilman I.N Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Negeri

Penyuka film, sains dan teknologi, sejarah, dan filsafat. Film memberi saya perspektif baru, sains teknologi menarik karena perkembangannya, sejarah membantu memahami perjalanan manusia, dan filsafat mengasah pemikiran mendalam.

Selanjutnya

Tutup

Humor Artikel Utama

Merayakan Hari Libur dengan Tidur dan Malas-Malas, Sebuah Tradisi Sederhana yang Menenangkan

26 Januari 2025   22:30 Diperbarui: 28 Januari 2025   08:50 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah gempuran jadwal harian yang penuh sesak dan tekanan hidup modern, ada satu cara sederhana yang sering diabaikan untuk menikmati hari libur: tidur sambil malas-malasan. 

Ungkapan populer ini menjadi sorotan ketika pengguna X, @fverocious, menyampaikan pandangannya pada sebuah postingan berisi, "Tidur sambil bermalas-malasan adalah perayaan mencintai hari libur dengan cara yang paling sederhana." 

Sebuah kalimat sederhana yang ternyata menggambarkan sesuatu yang jauh lebih mendalam---filosofi tentang pentingnya istirahat dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Tidur, dalam konteks ini, bukan hanya aktivitas fisik untuk memulihkan tenaga, tetapi juga sebuah penghormatan pada waktu luang yang kadang terasa langka. 

Pada hari-hari libur nasional yang sering kali disambut dengan gegap gempita, ada keindahan sederhana dalam menikmati ketenangan di rumah tanpa rasa bersalah.

Bukankah ini juga bentuk perayaan? Seperti seorang penyair yang memilih diam untuk menikmati bait yang telah ditulis, begitu pula dengan mereka yang memilih tidur sebagai cara untuk menghormati hari-hari libur.

Di Indonesia, budaya istirahat memiliki makna yang unik. Ketika pemerintah menetapkan 27 hari libur nasional di tahun 2025, banyak masyarakat yang menyambut dengan suka cita. 

Namun, tak sedikit yang memilih untuk tetap tinggal di rumah daripada bepergian ke tempat wisata. Ini bukan karena mereka malas, tetapi lebih pada penghormatan terhadap konsep waktu berkualitas yang dihabiskan tanpa tekanan atau rencana besar. 

Seperti yang pernah dikatakan oleh seorang teman dalam leluconnya, "Kalau libur kerja itu kesempatan jadi kasurpreneur, pemilik bisnis rebahan yang fokus pada profit ketenangan."

Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, konsep ini juga mencerminkan pentingnya memahami harmoni antara kerja keras dan waktu istirahat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun