Mohon tunggu...
Hilman I.N
Hilman I.N Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Negeri

Penyuka film, sains dan teknologi, sejarah, dan filsafat. Film memberi saya perspektif baru, sains teknologi menarik karena perkembangannya, sejarah membantu memahami perjalanan manusia, dan filsafat mengasah pemikiran mendalam.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menuju Jatung Baru Nusantara

24 Januari 2025   09:17 Diperbarui: 24 Januari 2025   12:13 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://www.terdepan.co.id/2025/01/07/pemerintah-alokasikan-433-triliun-dari-apbn-2024-bangun-ikn/#google_vignette

Dengan antusiasme yang berdenyut, saya mengawali perjalanan dari Samarinda menuju Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Perjalanan ini memakan waktu sekitar tiga jam melalui jalan tol yang membentang luas dan mulus, seakan-akan menjadi arteri utama yang menghubungkan kota lama dengan masa depan yang sedang dibangun. Tol ini membelah hamparan hutan sawit yang seakan tiada habisnya, dengan barisan pohon-pohon yang berderet rapi di kedua sisi jalan. Saat keluar dari tol Samboja, suasana mulai berubah. Jalan menuju Taman Hutan Raya Bukit Soeharto menawarkan pemandangan alam yang menawan sekaligus menggugah rasa penasaran.

Jalanan yang berbukit-bukit berliku di tengah hutan tropis yang hijau pekat, membentuk jalur menanjak dan menurun yang terasa alami. Sesekali, gemuruh mesin alat berat terdengar, melintas dengan kokoh di antara kendaraan lain. Kontras antara keheningan hutan dan hiruk-pikuk proyek pembangunan begitu nyata. Perasaan saya pun campur aduk; ada kekaguman atas skala besar upaya ini, tetapi juga secuil kekhawatiran tentang bagaimana perubahan ini akan memengaruhi alam. Namun, jalanan yang mulus dan tertata rapi menjadi pengingat bahwa ada niat besar di balik semua ini.

Ketika akhirnya tiba di kawasan IKN, sebuah pemandangan yang menyiratkan potensi kemegahan menyambut saya. Meski bangunan-bangunan yang menjulang dengan desain modern belum sepenuhnya berdiri, kesibukan aktivitas di sekitarnya menggambarkan arah yang jelas menuju kota yang megah. Suasananya, meskipun belum sepenuhnya berkembang, mengingatkan saya pada kawasan kota mandiri seperti Serpong yang dikelola Sinar Mas Land. Tata ruang yang luas, jalan yang lebar, serta pepohonan yang ditanam dengan cermat memberikan kesan bahwa segala sesuatu sedang direncanakan dengan hati-hati. Belum ada kemegahan penuh yang terasa, tetapi aktivitas yang berlangsung di mana-mana menjadi pertanda ambisi besar yang sedang diwujudkan.

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Area parkir diatur dengan baik untuk menampung banyak kendaraan. Saat saya tiba pada akhir tahun 2024, suasana liburan membuat kawasan ini dipenuhi oleh pengunjung. Anak-anak berlari riang, keluarga saling berbagi cerita, dan para pengunjung seperti saya larut dalam rasa penasaran yang sama. Di antara keramaian itu, terdengar suara mesin konstruksi dari kejauhan, sebuah pengingat bahwa tempat ini masih dalam proses menjadi.

Bangunan-bangunan yang telah berdiri memberikan gambaran akan ambisi besar Nusantara. Gedung-gedung pemerintahan dengan fasad futuristik, taman-taman hijau yang dirancang untuk rekreasi, serta infrastruktur jalan yang lebar dan modern menunjukkan arah kota ini menuju masa depan. Namun, di tengah kemegahan itu, ada rasa misteri. Belum terbayang seperti apa wujud akhirnya nanti. Apakah kota ini akan menjadi pusat kehidupan yang harmonis, atau hanya sekadar simbol ambisi yang sulit dijangkau?

Perjalanan ini membuat saya merenungkan kembali teori modernisasi yang kerap menjadi dasar pembangunan di banyak negara. Dalam upaya mencapai status maju, sebuah negara sering kali harus membuat keputusan besar yang tidak hanya berdampak pada infrastruktur, tetapi juga pada pola kehidupan masyarakatnya. Namun, teori ini juga mengingatkan bahwa pembangunan tidak boleh hanya terfokus pada kemegahan visual. Kota yang baik adalah kota yang mengutamakan keseimbangan: antara fisik dan sosial, antara inovasi dan tradisi, serta antara ambisi besar dan kebutuhan sehari-hari warganya. Di tengah kemegahan yang sedang dibangun, IKN perlu menjadi ruang yang ramah, inklusif, dan berkelanjutan bagi semua penghuninya, memastikan bahwa tidak ada yang merasa terpinggirkan.

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Di sisi lain, keberadaan alat berat dan jalanan yang melintasi bukit-bukit hijau membawa refleksi tentang hubungan manusia dengan alam. Saya berharap Nusantara bisa menjadi teladan tentang bagaimana membangun tanpa melupakan harmoni dengan lingkungan. Bukit Soeharto, dengan semua pesonanya, menjadi saksi dari perjuangan ini: menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian.

Ketika senja turun dan matahari perlahan tenggelam di balik horizon, saya meninggalkan kawasan IKN dengan berbagai kesan yang tertinggal di hati. Ada rasa kagum, ada harapan, dan ada pertanyaan yang terus bergulir. Nusantara bukan hanya tentang jalan tol, bangunan megah, atau alat berat yang menderu. Kota ini adalah simbol dari harapan kolektif bangsa akan masa depan yang lebih baik. Harapan yang, meskipun terlihat megah, pada dasarnya berakar pada sesuatu yang sangat sederhana: menciptakan ruang di mana setiap orang dapat merasa pulang dan diterima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun