Menurut Mow, transformasi Bitcoin menjadi mata uang utama dunia kemungkinan tidak akan berlangsung secara bertahap, melainkan melalui krisis finansial mendadak. Sejarah menunjukkan bahwa kegagalan mata uang fiat sering kali terjadi secara dramatis, membuka jalan bagi adopsi alternatif yang lebih stabil, seperti Bitcoin.
Di tengah optimisme seputar Bitcoin, pertanyaan tentang identitas Satoshi Nakamoto tetap menjadi enigma. Dokumenter HBO terbaru mengangkat nama Peter Todd, seorang kriptografer Kanada, sebagai kandidat, tetapi klaim tersebut dibantah olehnya. Mow berpendapat bahwa Bitcoin terlalu kompleks untuk diciptakan oleh individu tunggal, memperkirakan bahwa Satoshi mungkin adalah kelompok kecil yang sangat terkoordinasi.
Terlepas dari misteri ini, warisan Satoshi hidup melalui adopsi Bitcoin oleh negara-negara seperti Bhutan, yang secara diam-diam telah menambang Bitcoin untuk membangun cadangan kekayaan hampir $1 miliar. Ini menunjukkan bagaimana bahkan negara kecil dapat memanfaatkan teknologi ini untuk meraih kemandirian ekonomi.
Ke depan, tantangan utama adalah menciptakan ekosistem yang mendukung adopsi massal Bitcoin, termasuk penghapusan hambatan regulasi, peningkatan infrastruktur, dan pendidikan publik tentang manfaat serta risiko teknologi ini. Jika prediksi Mow benar, dunia mungkin tidak memiliki banyak waktu untuk bersiap. Ketika krisis finansial berikutnya melanda, Bitcoin dapat menjadi satu-satunya solusi yang tersisa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H