Untuk mendukung operasional BRT, pemerintah akan menerapkan skema Buy The Service (BTS). Dalam skema ini, pembayaran dilakukan berdasarkan jarak tempuh, sehingga memberikan fleksibilitas dan keadilan bagi para pengguna. Sistem ini juga dirancang untuk memastikan kualitas layanan tetap terjaga dan terjangkau bagi masyarakat luas. Pemerintah berharap bahwa skema ini dapat mendorong lebih banyak warga untuk beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.
3. Pengembangan Trayek Utama dan Feeder
Sebagai bagian dari implementasi BRT, pemerintah juga merencanakan pengembangan dua trayek utama dan dua trayek feeder. Trayek utama akan menghubungkan pusat-pusat aktivitas di Samarinda, sementara trayek feeder akan menjangkau wilayah-wilayah yang sulit diakses, termasuk gang-gang kecil. Dengan pendekatan ini, diharapkan mobilitas masyarakat dapat terlayani secara lebih merata.
Tantangan dalam Implementasi
Meskipun rencana tersebut terdengar menjanjikan, realisasinya tidaklah mudah. Ada sejumlah tantangan besar yang harus diatasi oleh pemerintah untuk memastikan keberhasilan program ini.
1. Kondisi Infrastruktur Jalan
Salah satu hambatan utama adalah kondisi infrastruktur jalan di Samarinda yang belum memadai untuk mendukung operasional bus listrik. Banyak ruas jalan yang sempit dan rusak, sehingga sulit dilalui oleh kendaraan besar seperti bus. Selain itu, sistem drainase yang buruk juga sering menyebabkan banjir di beberapa wilayah, yang semakin memperumit masalah transportasi.
2. Aksesibilitas Halte
Ketersediaan halte bus juga menjadi perhatian utama. Di banyak daerah, terutama di wilayah padat penduduk dan gang kecil, akses menuju halte sangat terbatas. Hal ini berpotensi mengurangi minat masyarakat untuk menggunakan transportasi umum. Pemerintah perlu memastikan bahwa halte bus mudah dijangkau oleh semua lapisan masyarakat, baik di pusat kota maupun di pinggiran.
3. Sosialisasi dan Kebiasaan Masyarakat
Selain tantangan teknis, ada pula tantangan dari sisi kebiasaan masyarakat. Saat ini, banyak warga Samarinda yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi karena dianggap lebih praktis. Untuk mendorong masyarakat beralih ke transportasi umum, diperlukan upaya sosialisasi yang masif serta peningkatan kualitas layanan agar transportasi umum dapat bersaing dengan kendaraan pribadi.