Film "Nosferatu" karya Robert Eggers yang dirilis tahun 2024 telah menarik perhatian banyak penikmat film, terutama pecinta horor dan seni simbolisme. Sebagai seorang sutradara yang dikenal dengan penelitian mendalam dan kesetiaan pada keakuratan sejarah, Eggers kembali memukau dengan interpretasinya yang segar terhadap kisah vampir legendaris ini. Berikut adalah analisis simbolisme dan akhir dari film ini yang menawarkan pandangan unik dari berbagai sudut pandang.
Latar Belakang dan Perubahan dari Kisah Klasik
"Nosferatu" adalah adaptasi bebas dari kisah klasik Bram Stoker, Dracula. Karena alasan hak cipta, nama-nama dan beberapa detail dalam cerita diubah, seperti Count Dracula menjadi Count Orlock, dan latar waktu dari akhir abad ke-19 di Inggris menjadi awal abad ke-19 di Jerman. Karakter Lucy dan Mina dari Dracula digabungkan menjadi Ellen dan Anna, sementara Dr. Van Helsing menjadi Profesor Von Franz. Namun, alur utama cerita tetap serupa: seorang pria muda bernama Thomas dikirim ke Transylvania untuk urusan bisnis, meskipun telah diperingatkan oleh penduduk setempat tentang bahaya Count Orlock.
Akurasi Sejarah dan Budaya
Eggers menunjukkan komitmen luar biasa terhadap keakuratan sejarah dan budaya dalam film ini. Beberapa adegan yang menonjol adalah eksumasi kuburan vampir di Romania, yang terinspirasi dari legenda nyata di Eropa Timur. Selain itu, penggunaan aktor asli Romania menambah lapisan autentisitas, berbeda dengan adaptasi lain yang sering kali mengabaikan detail seperti ini. Bahkan, salah satu adegan menampilkan referensi ke dewa Dacia kuno, Zalmoxis, yang merupakan bagian esoterik dari budaya Romania.
Representasi Vampir yang Unik
Penampilan Count Orlock, yang diperankan oleh Bill Skarsgård, mencerminkan gambaran vampir klasik yang jauh dari kesan glamor modern. Dengan kulit pucat, hidung panjang, dan aura seperti mayat hidup, Orlock merepresentasikan citra vampir sebagai simbol kematian. Penampilan ini mengingatkan pada deskripsi vampir dalam legenda Eropa Timur, yang lebih menyeramkan daripada memikat.
Simbolisme dalam Kisah
Eggers menghadirkan Nosferatu sebagai metafora untuk berbagai tema kompleks, seperti kematian, depresi, dan sisi gelap diri manusia. Dalam film ini, Ellen, istri Thomas, digambarkan sebagai sosok yang bergulat dengan Melancholia, istilah lama untuk depresi. Depresinya diibaratkan sebagai pernikahan dengan kematian, di mana Ellen akhirnya mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan orang lain. Tindakan ini dapat diartikan sebagai pengorbanan diri atau sebagai simbol penerimaan terhadap sisi gelapnya sendiri.
Vampir dalam karya ini juga mencerminkan konsep Shadow Self dari Carl Jung, yaitu bagian dari diri manusia yang direpresi dan ditolak. Dalam film, baik Thomas maupun Ellen menghadapi shadow self mereka masing-masing. Thomas dihadapkan pada rasa tidak amannya terkait status sosial dan finansial, sementara Ellen harus berhadapan dengan depresi yang telah membayangi hidupnya sejak kecil.
Pertarungan Melawan Depresi dan Shadow Self
Depresi Ellen digambarkan melalui berbagai elemen simbolis, seperti mimpi buruk, ketakutan, dan pengaruh Nosferatu yang semakin kuat. Nosferatu berulang kali digambarkan sebagai bayangan yang membayangi Ellen, mengisyaratkan bahwa kejahatan berasal dari dalam diri manusia. Pada akhirnya, Ellen memilih untuk "menikahi" bayangan ini, yang bisa dimaknai sebagai penerimaan terhadap sisi gelapnya. Dalam pandangan ini, pernikahan Ellen dengan Nosferatu adalah simbol pengintegrasian shadow self ke dalam dirinya, langkah penting untuk meraih kebebasan dari belenggu bayang-bayang tersebut.
Elemen Okultisme dalam Film
Film ini dipenuhi simbol dan elemen okultisme, seperti bintang tujuh sudut yang diasosiasikan dengan mistisisme dan jembatan antar dunia. Profesor Von Franz, yang memiliki pengetahuan tentang alkimia dan mistisisme, membantu mengungkap sifat supranatural dari situasi yang dihadapi Ellen dan Thomas. Selain itu, komunikasi Count Orlock dengan Ellen dalam bahasa Latin dan surat-suratnya yang ditulis dengan alfabet kuno menciptakan kesan kekuatan kuno yang melampaui waktu.
Kesimpulan
"Nosferatu" karya Robert Eggers bukan hanya film horor, tetapi juga eksplorasi mendalam tentang psikologi, budaya, dan simbolisme. Dengan visual yang memukau, akting yang kuat, dan penelitian mendalam, film ini berhasil menyampaikan tema yang kompleks dan relevan dengan cara yang menggugah pikiran. Apakah Ellen memilih kematian atau menerima sisi gelapnya adalah pertanyaan yang dibiarkan terbuka bagi penonton, memperkuat daya tarik film ini sebagai karya seni yang penuh lapisan makna.
Bagi para penikmat film, "Nosferatu" adalah pengalaman yang tidak boleh dilewatkan, membawa kita ke dalam dunia gelap namun memikat yang penuh dengan refleksi terhadap sifat manusia dan bayangan yang kita semua miliki di dalam diri kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H