Mohon tunggu...
NoerHasni
NoerHasni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pencari ilmu yang mencoba mengambil bagian dari roda zaman...

"The world is a fickle place, and it's not fair. But if you're getting most of your rewards from you, then you can use that as a kind of compass, and you can be secure in the fact that you're working for the right reason, and you're going in the right direction."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pendidikan, Guru, dan Kemajuan Bangsa

25 November 2022   11:36 Diperbarui: 29 November 2022   12:30 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Guru mengajak siswa menyanyi. (FOTO: KOMPAS/BUDI SUWARNA)

Sebuah Renungan...

Ketika Nagasaki dan Hiroshima luluh lantak, hancur oleh serangan bom yang dilancarkan Amerika Serikat, Jepang lumpuh total. 

Jutaan korban, bangunan hancur, dan efek radiasi bom mengancam hingga 50 tahun lamanya untuk bisa menghilangkan semuanya. Hingga akhirnya Jepang mengalah pada sekutu. 

Setelah itu, Kaisar Jepang Hirohito mengumpulkan semua jendralnya yang masih hidup dan bertanya kepada mereka, "berapa jumlah guru yang masih tersisa?" 

Sebuah pertanyaan yang membuat para jendral tersebut bingung namun dalam kebingungan itu mereka masih bisa menegaskan kepada sang kaisar bahwa mereka masih bisa menyelamatkan dan melindungi Kaisar walau tanpa guru. 

Namun, alih-alih memikirkan keselamatan diri dan keluarganya, Kaisar Hirohito mengatakan, "kita telah jatuh karena kita tidak belajar. Kita kuat dalam senjata dan strategi perang, akan tetapi kita tidak tahu bagaimana mencetak bom yang sedahsyat itu. 

Kalau kita semua tidak bisa belajar bagaimana kita akan mengejar mereka? Maka kumpulkan semua guru yang tersisa dari seluruh pelosok kerajaan, karena sekarang merekalah tumpuan kita, bukan pada kekuatan pasukan".

Sebagaimana yang pernah dikatakan oleh perdana mentri pertama Republik Indonesia sekaligus perjuang bangsa ini, alm. Bapak Muhammad Natsir, bahwa maju atau mundurnya suatu bangsa bergantung kepada pendidikan yang berlaku pada bangsa tersebut. 

Tidak ada suatu bangsa terbelakang menjadi maju, kecuali dengan memberikan dan memperbaiki pendidikan anak-anak dan generasi muda mereka. 

Sejarah kekalahan Jepang pasca tragedi Nagasaki dan Hiroshima merupakan sebuah pelajaran besar bagi kita bahwa Jepang sebagai bangsa timur tidak akan maju dan hebat jika Kaisar Hirohito focus pada peningkatan kekuatan pasukan perangnya kala itu. 

Justru tragedy tersebut menjadi momentum terjadinya paradigm shift sang kaisar untuk melihat pokok permasalahan dan melakukan gebrakan perbaikan agar mereka bisa menjadi negara yang kuat, yaitu dengan mengumpulkan semua guru yang selamat dari peristiwa tersebut. 

Kenapa guru? Karena para guru garda terdepan dunia pendidikan. Memperbaiki pendidikan anak-anak dan generasi muda, disitulah kunci utama kemajuan mulai dibuka. 

Sedangkan di sisi lain, masih dalam sejarah maju mundurnya sebuah peradaban, Spanyol sebagai salah satu bangsa barat yang maju menjadi jatuh merosot ke kelas bawah karena terbuai oleh kesenangan dan tidak mempedulikan pendidikan generasi mudanya. Inilah pelajaran dari sejarah bangsa disekitar yang bisa kita ambil hikmahnya.

Pelajaran apa yang kita peroleh dari sejarah kedua bangsa diatas? Salah satunya adalah bahwa kemunduran dan kemajuan tidak bergantung kepada ketimuran atau kebaratan. 

Kepada warna kulit dan suku bangsa satu golongan, akan tetapi lebih kepada ada atau tidak adanya sifat dan karakter kuat dari bangsa tersebut untuk menjadikan diri mereka layak atau tidaknya dalam menduduki tempat terbaik untuk kemajuan yang dituju. 

Nah, di sinilah pentingnya peran dunia pendidikan untuk melahirkan generasi yang memiliki sifat dan karakter atau dengan kata lain mentalitas unggul. 

Hanya keseriusan dan kesungguhan proses pendidikan yang akan mampu mengantarkan bangsa ini menjadi bangsa yang maju. 

Dan dengan kesadaran bahwa pendidikan ini adalah urusan terpenting dan menjadi tanggung jawab semua elemen dalam masyarakat/bangsa. Pentingnya peran guru dalam mewujudkan kebangkitan suatu bangsa ini sangat mendasar. 

Mengutip kembali pemikiran bapak. M. Natsir yang mengatakan bahwa, "kunci perbaikan pendidikan terletak pada kualitas guru, sedangkan kualitas guru ditentukan oleh "jiwa"/mentalitas guru tersebut.

Guru adalah para pejuang, begitulah seharusnya. Mereka adalah pejuang intelektual, jika mentalitas guru rusak oleh pandangan materialisme; cinta harta, cinta jabatan, gila penghormatan, dan lain sebagainya MAKA rusaklah eksistensinya sebagai seorang pendidik.

Jika jiwa dan guru rusak maka rusaklah pendidikan. Jika pendidikan sudah rusak, maka rusaklah satu bangsa dan negara. 

Sebuah kata hikmah yang sangat popular mengatakan, "Metode lebih penting dari materi ajar, sedangkan guru lebih penting dari sebuah metode, akan tetapi "ruh" atau mentalitas guru jauh lebih penting dari guru itu sendiri". 

Ungkapan ini menekankan bahwa perbaikan pendidikan harus dimulai dari perbaikan mentalitas guru.

Pendidikan adalah instrument perjuangan yang digunakan oleh guru untuk mendidik bangsa, dan tentu saja perjuangan ini sangat tidak mudah dilakukan. 

Untuk itu, sudah sejatinya masyarakat dan negara berkewajiban untuk menjaga dan memuliakan para guru, serta mensejahterakan mereka. Kita tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya sebuah bangsa tanpa guru. 

Begitu kelam untuk membayangkan sebuah bangsa yang tidak tau bagaimana membaca, menulis, dan berhitung, serta bernalar. 

Bagaimana kita akan mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk , serta mana sikap terpuji dan yang tercela tanpa tunjuk ajar dari guru-guru kita. 

Tanpa guru, kita tidak akan paham hakikat dan tujuan hidup, mungkin kita tidak akan pernah paham bagaimana menjalani kehidupan ini.

Untuk semua guru kuucapkan, SELAMAT HARI GURU, tetaplah ikhlas berjuang digaris terdepan untuk kemajuan bangsa ini...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun