Mohon tunggu...
Nur Khasanah
Nur Khasanah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Menempuh S1 Jur. Pendidikan Agama Islam di UIN Malang dan Crew Simfoni FM. Freelance Writter n editor.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senja Terbelah

20 Juli 2016   06:10 Diperbarui: 20 Juli 2016   06:44 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kala itu aku berjalan menyisiri jalanan kampus,

hawa dingin kota Malang ini hampir membuat mampus,

Disertai hilir mudik pencari ilmu tak pernah pupus,

Sampai saat aku bertemu dengan sosok yang membius,

Siapa dia yang duduk dibibir jalan,

Tersenyum ramah penuh sapaan,

Batinku meloncat kegirangan,

Pada dia lelaki dibibir jalan,

Bersama sahabat kutapaki langkah,

Dia wanita cantik berpipi merah,

Bersama dengannya seperti saudara sedarah,

Karenanya selalu dikatakan kembarlah,

Esok hari saat senja aku tapaki ulang jalan,

Siapa tahu bertemu pria idaman,

Ah,,,dugaanku ternyata benar tak terbantahkan,

Sosok kemarin ditempat yang sama terus memperhatikan,

Kali ini aku berjalan sendirian tanpa sahabat,

Dia menghampiri lantas memberi sepucuk surat,

Katanya untukku dibaca kala istirahat,

Melepaskan penat yang melekat,

Dengan cepat aku melangkah menuju asrama,

Buru-buru kubuka surat darinya,

Pas senja aku membukanya,

Dan betapa aku terkejut akan isinya,

Dia ingin mengenal lebih jauh,

Bila perlu sampai menghabiskan sepanjang waktu utuh,

Sungguh surat yang membuatku tersentuh,

Namun sayang,,,,itu bukan denganku,

Melainkan dengan sahabat karibku,

Ah,,,,betapa malunya aku,

Ternyata isinya begitu,

Senjapun terbelah bersama malam,

Persis bagaimana hati ini remuk dan redam,

Dalam hati yang paling dalam,

kupendam sejuta kekecewaan dan bungkam,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun