Mohon tunggu...
Nur Khasanah
Nur Khasanah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Menempuh S1 Jur. Pendidikan Agama Islam di UIN Malang dan Crew Simfoni FM. Freelance Writter n editor.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mahasiswa PAI Banyak yang Nganggur, Ini Alasanya

19 November 2014   19:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:24 12539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Miris memang jika menjadi Mahasiswa, banyak opini-opini yang membuat telinga menjadi panas contoh sepele, status mahasiswa sejatinya adalah pengangguran terselubung, atau setelah lulus banyak mahasiswa yang nganggur apalagi jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam) itu jurusan saya. Sedikit analisis dari saya kenapa lulusan PAI banyak yang jadi pengangguran antara lain:

1. Tersesat di Jalan yang benar

Tentu aneh istilah tersebut namun faktanya mereka yang mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam bukan karena keinginannya, bisa jadi itu karena pilihan terakhir yang ia jatuhkan setelah tidak diterima dalam jurusan yang lain, dengan demikian mereka merasa tersesat saat perkuliahan namun di jalan yang benar karena belajar agama.

2. Tidak Paham (Materi) Agama

Maksud dari tidak paham materi agama adalah bagi mereka yang berasal dari lulusan SMA biasa, mereka pasti akan bingung dalam mempelajari atau kuliah PAI karena yang diajarkan dosen bukan lagi masalah fikih, hadis, SKI dll, melainkan bagaimana kita mengajarkan PAI bagi siswa baik itu SD/SMP/SMA mahasiswa dianggap mampu dan paham akan materi padahal tidak semua mahasiswa berasal dari pesantren. Sehingga mahasiswa yang kurang paham dengan PAI hanya sebatas mengikuti perkuliahan dan tidak memiliki kompetensi kecuali mereka mau belajar.

3. Gengsi Kerja Tidak Sesuai Jurusan

Kalau orang Barat tingkat pengangguran-nya sedikit karena mereka tidak ingin menganggur, mereka mengerjakan apa yang bisa mereka kerjakan, mereka merasa malu jika tidak bekerja. Sebaliknya di negara kita mereka yang menganggur itu malu jika bekerja tidak sesuai dengan jurusan di kuliahnya, mereka lebih senang menunggu kesempatan datang, bukan menjemputnya dan terakhir menganggur dirasa lebih enak.

4. Pola Hidup Tidak Mandiri

Padahal dalam Islam sudah dicontohkan oleh Rosulullah SAW pada usianya yang masih muda beliau bekerja berdagang ikut pamannya di negeri Syam, sejak dini Rosulullah juga sudah mengembala kambing sayangnya konsep mandiri dan kerja di usia sedini mungkin tidak diterapkan di negara kita atau di lingkungan kita. Malah sampai kuliah, menikahpun masih dibiayayai oleh orang tua, bila perlu dibuatkan rumah diberi ladang atau modal usaha. Konsep bekerja dan mandiri justru diamalkan oleh orang Barat mereka jika telah berusia 17 tahun merasa malu tinggal bersama orang tuanya.

5. Salah Niat

"untuk apa kamu kuliah"... "untuk kerja", kita tentu sering mendengar pertanyaan-pertanyaan demikian, padahal itu adalah pemikiran dan paradigma yang salah, jika kuliah diniatkan untuk mencari kerja maka sudah pasti ketika lulus mereka akan mondar-mandir bawa ijazah untuk mencari kerja, lantas bagaimana niat yang benar? niatkalah kuliah untuk mencari ilmu jika kita sudah pintar, berkompeten dan berilmu maka pekerjaan yang akan datang menghampiri kita tanpa perlu mondar-mandir membawa ijazah.

6. Tidak Memiliki Skill

Minim sekali orang-orang yang memahami pentingnya menggali skill/keahlian mereka sehingga saat kuliah mereka hanya fokus didalam kelas dan materi-materi saja padahal kampus sudah memberikan fasilitas untuk mengembangkan skill mereka lewat organisasi mahasiswa intra kampus yang lebih dikenal dengan sebutan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) guna mengembangkan bakat mereka, baik itu menulis, fotografi, menyanyi, pramuka, kepenyiaranan dan lain-lain.

Demikian semoga bermanfaat :) tetep semangat belajar, kuliah dan cepet lulus buat mahasiswa teruslah berkarya Indonesia menunggu pengabdian-mu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun