Mohon tunggu...
Politik

Kaltim Tak Ingin Lagi Diperlakukan sebagai Provinsi Kelas Dua oleh Pusat

13 April 2018   11:20 Diperbarui: 13 April 2018   11:28 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Awang Ferdian Hidayat memasuki fase matang sebagai pemimpin. Dibesarkan oleh ayahnya yang akademisi dan birokrat, Awang Ferdian belajar menjadi pemimpin sejak usia belia. Melihat Ferdian --- panggilan akrabnya --- sekarang, seperti melihat cermin sang ayah, Awang Faroek Ishak, di usia muda dahulu. Visioner, tenang dan mandiri.

Ferdian punya pembawaan tenang. Itu mengalir dari ayahnya. Ditemui di rumah pemenangan di Jalan Bhayangkara, Samarinda, Ferdian mengungkapkan keinginannya untuk melihat Kaltim lebih baik. Dia ingin Kaltim tak lagi diperlakukan sebagai daerah kelas dua.

Apa itu perlakuan daerah kelas dua. Seperti Kaltim sekarang ini. Punya kekayaan alam, tapi yang kembali tak sampai setengah yang disumbangkan ke pusat. Ya, dengan industri pertambangannya, Kaltim memang menyumbangkan uang ke pusat dengan jumlah tak sedikit. Uang itu kembali dalam bentuk dana bagi hasil yang masuk melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Pusat harus diingatkan bahwa Kaltim menyumbangkan pendapatan tak sedikit. Jadi, perhatian yang ditunjukkan juga harus maksimal. Kaltim memang perlu lebih diperhatikan pusat bila ingin pembangunannya melesat. Perhatian Sulawesi dan Sumatera yang pembangunannya melesat cepat. Karena pemimpin dua daerah itu mampu mencari perhatian pusat. Pemimpin Kaltim yang nanti harus bisa meyakinkan pusat bahwa Kaltim ingin diperlakukan setara.

Bagaimana caranya agar pusat percaya untuk membawa investor penting datang ke Kaltim dan membangun ekonomi. Kuncinya adalah kemampuan melobi. Ferdian punya syarat itu. Saat duduk sebagai anggota DPR-RI, dia ditugaskan di Komisi VII yang membidangi Energi Sumber Daya Mineral, Riset & Teknologi, Lingkungan Hidup. Sedikit banyak dia mengerti alur birokrasi di pusat untuk memaksimalkan posisi daerah ini sebagai daerah penghasil dan pengolah.

"Pusat harus diyakinkan bahwa kita ingin lebih. Bahwa kita punya posisi strategis dalam pembangunan pusat. Itu kuncinya," katanya.

Kaltim, kata Ferdian, harus diperhitungkan. Pusat harus tahu bahwa daerah ini telah berkontribusi dalam pembangunan sejak lama. Kaltim pernah berkontribusi di sektor kehutanan. Tak terhitung banyaknya lahan yang habis ketika itu. Saat kebijakan beralih, Kaltim juga berkontribusi saat tambang dan minyaknya dikeruk.

Dengan semua modalnya itu, Ferdian selanjutnya tinggal membutuhkan dukungan dari masyarakat. Dia punya kemampuan untuk menjadikan Kaltim lebih baik. Tetapi, semua kemampuan itu akan berguna ketika masyarakat mengizinkan dia untuk berbuat. Bersama Syaharie Jaang, Ferdian yakin bahwa dirinya bisa berbuat lebih. Melanjutkan berbagai pembangunan yang saat ini dirasakan oleh seluruh masyarakat. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun