Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Ketik

Mengungkapkan Keresahan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kenapa Bos-Bos di Tempat Kerja Gak Harus Bisa Convert Word ke PDF? Ini Alasannya

31 Desember 2024   08:41 Diperbarui: 31 Desember 2024   08:41 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI Convert PDF ke Word. | Pexels. Rodeo Software

Kamu merasa kesal atau jengkel karena bos kamu sering minta tolong untuk hal-hal kecil seperti mengonversi file Word ke PDF atau sebaliknya, convert PDF ke Word? 

Rasanya itu seperti, 'Hah? Ini kan gampang banget, tinggal klik-klik aja selesai!' Terkadang suka terlintas di dalam pikiran kita, kok bisa ya orang yang nggak ngerti hal sesimpel itu malah jadi bos atau atasan? 

Padahal, kita yang tahu caranya dari A sampai Z malah cuma jadi bawahan. 

Tapi, coba deh di pikir-pikir lagi. Beneran nggak bisa, atau sebenarnya mereka emang nggak mau repot mengurusi hal seperti itu? 

Atau mungkin, mereka punya alasan lain yang lebih masuk akal? Mungkin juga mereka sadar, pekerjaan seperti ini, meskipun penting, nggak akan memberikan dampak besar ke perusahaan. 

Jadi, bukannya nggak mampu, tapi mereka lebih memilih fokus ke hal yang lebih strategis. Nah, kalau dipikir-pikir lagi, apa sebenarnya pekerjaan teknis kecil seperti ini memang harus dikuasai semua orang, termasuk bos?

Oke... 

Pertama-tama, kita perlu paham dulu, tugas utama seorang bos itu bukan ngurusin hal-hal teknis seperti convert Word ke PDF atau sebaliknya convert PDF ke Word. 

Fokus mereka itu lebih ke hal strategis, seperti bagaimana caranya perusahaan tetap jalan, target tercapai, dan tim tetap solid. 

Jadi, wajar saja kalau hal teknis kecil seperti itu bukan prioritas mereka. Mereka lebih memilih memikirkan keputusan besar yang dampaknya jauh lebih luas daripada menghabiskan waktu untuk urusan teknis sehari-hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun