Kadang orang yang terlalu positif suka lupa kalau hidup tidak selalu sesuai ekspektasi. Misalnya, ada yang berpikir, “Gak apa-apa, ujian gak belajar, nanti juga bisa.”
Akhirnya pas hasil keluar, malah kecewa berat karena nilainya jauh di bawah harapan.
3. Mengabaikan emosi negatif
Perasaan sedih, marah, kecewa itu normal kok. Tapi kalau kita maksa selalu positif, jadinya malah gak sehat. Misalnya, ada teman yang kehilangan pekerjaan, tapi terus dipaksa, “Udah, jangan sedih. Pasti ada jalan!”
Padahal, dia butuh waktu untuk mengolah rasa kecewanya dulu.
Contoh pertama, ada seorang entrepreneur muda terlalu yakin bisnisnya akan sukses. Dia tidak membuat riset pasar, tidak menyiapkan dana darurat, pokoknya cuma modal percaya diri.
Beberapa bulan kemudian, usahanya bangkrut karena dia gak siap dengan persaingan yang ketat.
Contoh kedua, ada orang yang selalu bilang, “Santai aja, ini pasti berhasil bro!” setiap kali dikasih tahu soal resiko. Teman-temannya mengingatkan, tapi dia gak peduli.
Ujung-ujungnya, dia malah terjebak di masalah besar karena tidak pernah mengantisipasi hal buruk.
Berpikir positif itu penting, tapi harus realistis dan tetap waspada. Jangan sampai terlalu mabok positif sampai lupa membuat perencanaan matang.
Hidup itu tidak selalu mulus, jadi siap-siap untuk segala kemungkinan!
Berpikir positif itu memang penting untuk menghadapi hidup yang penuh tantangan. Tapi ingat, semuanya harus ada batasnya.