Berpikir positif itu apa sih?
Intinya, ini adalah cara pandang yang fokus ke hal-hal baik, meskipun situasi sedang tidak ideal. Tidak sama dengan tutup mata ketika ada masalah, tapi kita lebih memilih untuk mencari solusi atau melihat sisi baiknya.
Misalnya, ketika sedang macet total, daripada marah-marah sendiri, kita berpikir, “Ya sudah, ini kesempatan untuk mendengarkan podcast atau musik favorit.”
Manfaat berpikir positif ini banyak sekali.
Pertama, membuat stres berkurang. Kalau kita terus memikirkan hal yang buruk, otak jadi mudah lelah, hati gak tenang. Dengan pola pikir yang lebih positif, kita jadi lebih santai menghadapi masalah.
Kedua, meningkatkan motivasi. Orang yang optimis biasanya lebih semangat untuk berusaha karena mereka percaya ada jalan keluar.
Ketiga, baik untuk kesehatan fisik dan mental. Penelitian bilang, orang yang suka berpikir positif punya resiko lebih rendah untuk terkena penyakit seperti hipertensi dan depresi.
Tapi ingat, semua ada batasnya. Kalau kebanyakan positif, justru bisa jadi boomerang.
Nah, ini nih yang sering tidak disadari orang. Berpikir positif yang kelewat batas bisa jadi jebakan. Kenapa? Karena:
1. Lengah terhadap resiko
Kalau terlalu yakin semuanya akan baik-baik saja, kita jadi gak mikir soal kemungkinan buruk. Misalnya, ada orang yang mau mulai bisnis tapi terlalu optimis.
“Ah, pasti laris kok!” Jadinya, dia tidak mau membuat rencana cadangan kalau nanti dagangannya sepi pembeli. Akhirnya? Rugi besar.