Oke, mari kita mulai dari istilah guilty tripping. Sederhananya, guilty tripping adalah teknik manipulasi yang membuat kita merasa bersalah supaya kita menuruti kemauan orang lain.
Pelakunya sengaja "main drama" atau pakai kalimat-kalimat tertentu yang menyentuh sisi emosional kita, terutama rasa tanggung jawab atau hutang budi.
Misalnya, kamu sudah sangat lelah setelah kerja seharian, lalu ada teman yang mengajak keluar. Kamu bilang nggak bisa karena pengen istirahat, tapi dia malah bilang, “Yaudah deh, padahal aku lagi pengen cerita. Nggak apa-apa, aku biasa kok ngerasain sendirian.” Atau, “Kamu itu selalu bilang sibuk, tapi kalau aku yang butuh, mana pernah kamu ada.”
Pertanyaannya, Bagaimana Manipulasi Ini Bekerja?
Triknya ada di psikologi rasa bersalah. Pelaku tahu kalau kita orang yang punya empati, nggak enakan, atau gampang merasa salah kalau dianggap nggak peka.
Nah, mereka memanfaatkan itu untuk membuat kita menuruti mereka. Biasanya ada empat elemen utama yang dipakai:
1. Mengungkit Masa Lalu
Misalnya, “Aku kan dulu sudah bantu kamu banyak, masa sekarang kamu nggak bisa sedikit saja bantu aku?” Ini membuat kamu merasa utang budi dan nggak punya pilihan selain balas jasa.
2. Drama Jadi Korban
Pelaku sering membuat dirinya terlihat menderita atau jadi korban. Misalnya, “Kalau aku nggak punya kamu, aku nggak tahu harus gimana lagi.” Tujuannya yaitu membuat kamu merasa wajib menyelamatkan mereka.
3. Membalikkan Fakta
Kadang kamu nggak salah sama sekali, tapi pelaku membuat seolah-olah kamu yang nggak peka atau nggak peduli. Misalnya, “Aku nggak nyangka kamu tega ngelakuin ini ke aku.” Padahal kamu nggak ngapa-ngapain.
4. Tekanan Sosial
Pelaku juga suka pakai kalimat yang membuat kamu takut dihakimi orang lain. Misalnya, “Semua orang aja ngerti posisi aku, cuma kamu yang nggak.”
Contoh Guilty Tripping dalam Kehidupan Sehari-Hari :