Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Lainnya - Kepala Tata Usaha

Mengungkapkan Keresahan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Awan, Istri, dan Anak: Resep Kebahagiaan Ala Shikamaru

14 November 2024   15:47 Diperbarui: 14 November 2024   15:56 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa sangka seorang ninja jenius dalam karakter di anime Naruto seperti Shikamaru Nara justru mendambakan kehidupan yang begitu sederhana. Di tengah hiruk pikuk dunia ninja yang penuh intrik dan pertempuran, Shikamaru justru merindukan ketenangan. Dengan otak cerdasnya, ia mampu merumuskan strategi perang yang rumit, namun di balik itu semua, tersimpan keinginan sederhana untuk hidup santai dan bahagia.

Shikamaru dalam serial Naruto itu tipe orang yang santai banget, penulis menjulukinya sebagai ninja pemalas yang jenius. Dia bukan orang yang suka cari perhatian atau ingin jadi pahlawan. Sebaliknya, dia lebih suka hidup tenang, jauh dari drama dan keributan.

Menariknya, Shikamaru punya konsep hidup bahagia yang menurut penulis relate untuk diaplikasikan di kehidupan nyata, konsepnya nggak muluk-muluk tapi penuh makna. Dia hanya ingin punya kehidupan yang damai bersama istri dan anak-anaknya. Kebahagiaan menurutnya bukan soal materi atau prestasi, tapi lebih ke hidup yang tenang dan damai.

Aku hanya ingin hidup seperti awan, bebas dan tenang. Suatu hari nanti aku akan menabung & menikahi wanita biasa saja, Mempunyai dua anak, laki - laki & perempuan, Lalu aku meninggal di usia tua mendahului istriku, Hidup seperti itu akan menyenangkan Sayang nya tidak semudah itu, Sungguh merepotkan. (Shikamaru Nara)

Shikamaru punya filosofi hidup yang berbeda dari kebanyakan orang, dia hanya ingin hidup seperti awan. Bagi dia, hidup yang ideal itu bebas, tidak terikat, dan tidak terbebani tanggung jawab yang membuatnya pusing. Jadi seperti awan yang cuma melayang di langit, Shikamaru ingin hidup tanpa tekanan, mengalir saja ke mana arah angin membawanya.

Konsep ini sebenarnya dalem banget, karena di dunia nyata, susah sekali menemukan kebebasan dan ketenangan seperti filosofi hidup Shikamaru. Kebanyakan dari kita sudah terbiasa dikejar-kejar deadline, tuntutan, atau ekspektasi orang lain, sampai lupa menikmati hidup itu sendiri. Shikamaru mengajarkan kita bahwa mungkin, kebahagiaan itu justru ada di hal-hal sederhana, disaat kita bisa melepas beban dan hanya "mengalir" menikmati hidup tanpa terlalu banyak memikirkan ini itu.

Bagi Shikamaru, pernikahan dan keluarga nggak perlu yang muluk-muluk. Dia hanya ingin punya istri yang biasa-biasa saja, bukan berarti tidak spesial, tapi lebih ke pasangan yang bisa hidup sederhana, bersama-sama menikmati hidup yang tidak terlalu banyak drama. Tidak hanya itu, impian Shikamaru juga sederhana, punya dua anak, satu laki-laki dan satu perempuan, supaya seimbang.

Pandangan Shikamaru ini menunjukkan kalau dia tidak mencari yang muluk-muluk. Nilai kesederhanaan dan stabilitas jadi kunci di sini, dia percaya kalau hidup yang tenang itu datang dari hal-hal yang stabil dan nggak neko-neko. Dengan istri yang bisa saling support dan anak-anak yang melengkapi, Shikamaru merasa hidupnya sudah ideal. Dia hanya ingin kebahagiaan yang sederhana, dan menurutnya, keluarga yang harmonis tanpa drama itulah definisi kebahagiaan yang sesungguhnya.

Meskipun impian Shikamaru kelihatannya simpel banget, nyatanya nggak gampang untuk diwujudkan, apalagi di dunia yang penuh tekanan dan ekspektasi seperti sekarang. Di sekitar kita, ada banyak tuntutan untuk sukses, cari pengakuan, punya pencapaian besar yang kadang membuat kita lupa dengan impian-impian sederhana yang sebenarnya bisa membuat bahagia.

Shikamaru mungkin hanya ingin tenang, tapi untuk mencapai itu juga butuh usaha. Tetap berpegang pada prinsip kesederhanaan, di saat orang lain sibuk mengejar ambisi dan status sosial, ia tidak memperdulikan hal itu. Meskipun impiannya sederhana, tapi perlu tekad yang kuat agar tidak tergoda atau terbawa arus. Jalan untuk sampai kesana pasti ada saja ada tantangannya. Di balik kesederhanaannya, ada komitmen untuk hidup sesuai prinsip dan tidak terlalu peduli dengan standar atau ekspektasi dari orang lain.

Dari Shikamaru, kita bisa belajar kalau kebahagiaan itu tidak harus mewah atau rumit. Kadang hal-hal sederhana seperti punya keluarga yang harmonis, hidup tenang, dan nggak banyak drama sudah cukup membuat hati senang. Tidak semua orang perlu mengejar sukses versi kebanyakan orang atau pengakuan dari dunia. Kadang bahagia itu cuma soal merasa cukup dan puas dengan yang kita miliki.

Jadi coba dipikir-pikir lagi, apa sih yang sebenarnya kita inginkan dalam hidup? Mungkin dengan sedikit menurunkan ekspektasi dan menikmati hal-hal sederhana, kita bisa menemukan kebahagiaan yang tulus. Siapa tahu, kebahagiaan yang kita cari selama ini ternyata sesimpel hidup seperti Shikamaru: bebas, tenang, dan cukup dengan apa adanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun