Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Lainnya - Kepala Tata Usaha

Mengungkapkan Keresahan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Alasan di Balik Enggannya Kita Berjalan Kaki

6 Oktober 2024   05:51 Diperbarui: 6 Oktober 2024   07:18 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI Berjalan Kaki. | Pexels. Raka Miftah

Di era modern ini, meskipun berjalan kaki adalah aktivitas fisik paling sederhana dan gratis, nyatanya semakin jarang kita temui orang yang melakukannya. 

Terutama di perkotaan, di mana segala sesuatu serba praktis dan teknologi memudahkan kita untuk bergerak tanpa harus meninggalkan tempat duduk. 

Jalan kaki seolah-olah menjadi pilihan terakhir, padahal manfaatnya banyak banget, mulai dari menjaga kesehatan hingga mengurangi polusi. 

Tapi, kenapa ya, banyak yang malah enggan berjalan kaki meskipun jarak tempuhnya dekat?

Salah satu alasan utama yang sering kita dengar adalah karena takut kulit jadi gelap. 

Terutama kalau harus berjalan di siang hari yang terik, banyak orang, terutama di negara tropis seperti kita, khawatir akan sinar matahari yang bisa bikin kulit gosong. Padahal, sebenarnya masalah ini bisa diatasi dengan cara yang simpel, yaitu pakai sunscreen. Selain melindungi kulit dari sinar UV, sunscreen juga membantu menjaga agar kulit tidak mudah berubah warna. Jadi, tidak ada alasan lagi untuk malas jalan kaki hanya karena takut kulit gelap!

Alasan kedua yang sering membuat orang malas jalan kaki adalah soal gengsi. Terutama mereka yang merasa punya status sosial tinggi, kadang merasa malu kalau harus jalan kaki di depan umum. Ada kekhawatiran, "Masa sih, orang dengan jabatan tinggi atau gaya hidup mewah, kok jalan kaki?" Seolah-olah jalan kaki hanya untuk orang yang tidak mampu atau tidak punya pilihan lain.

Padahal, kesehatan dan kebebasan bergerak itu hak semua orang, tanpa memandang status sosial. Jalan kaki bukan cermin siapa kita secara finansial atau sosial, tapi lebih ke pilihan bijak untuk menjaga kesehatan tubuh dan lingkungan. Nggak perlu mikirin omongan orang, karena yang penting adalah bagaimana kita menjaga diri dan tetap aktif bergerak.

Alasan ketiga yang cukup masuk akal kenapa banyak orang malas jalan kaki adalah karena infrastrukturnya memang tidak mendukung. Di banyak tempat, trotoarnya sempit, rusak, atau malah nggak ada sama sekali. Jalanan lebih sering dipakai untuk parkir liar atau pedagang kaki lima daripada untuk pejalan kaki. Kalau udah gini, siapa yang mau jalan kaki? Lebih baik naik motor atau kendaraan lain, meski jaraknya dekat.

Padahal, kalau infrastruktur untuk pejalan kaki lebih baik, seperti trotoar yang nyaman dan aman, pasti orang akan lebih termotivasi untuk jalan. Ini jadi PR besar bagi pemerintah dan masyarakat juga, untuk sama-sama menciptakan lingkungan yang lebih ramah bagi pejalan kaki. Dengan begitu, jalan kaki tidak hanya jadi pilihan sehat, tapi juga pilihan yang aman dan nyaman.

Jadi, ada tiga alasan utama kenapa banyak orang enggan berjalan kaki, yaitu takut kulit gelap karena panas matahari, rasa gengsi karena status sosial, dan infrastruktur yang kurang mendukung. Padahal, semua alasan itu sebenarnya bisa diatasi. Sunscreen bisa melindungi kulit, gengsi bisa diabaikan karena kesehatan lebih penting, dan soal fasilitas, ini jadi tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun masyarakat.

Membiasakan diri untuk jalan kaki tidak hanya baik bagi kesehatan tubuh, tapi juga bagi lingkungan. Dengan berjalan kaki, kita mengurangi polusi dan ikut menjaga bumi tetap hijau. Yuk, mulai lebih peduli dengan kebiasaan sederhana ini dan dorong pemerintah untuk menyediakan fasilitas yang lebih nyaman bagi pejalan kaki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun