Manipulatif di tempat kerja adalah ketika seseorang menggunakan taktik licik untuk memanfaatkan atau mengontrol orang lain demi keuntungan pribadi.
Biasanya, orang manipulatif ini bermain di belakang layar, membuat orang lain merasa bersalah, atau mengarahkan kesalahan kepada orang yang sebenarnya tidak bersalah.
Perilaku seperti ini bisa merusak hubungan antar karyawan, menurunkan moral, dan menciptakan suasana kerja yang tidak sehat.
Kita perlu paham dan waspada terhadap taktik manipulatif ini karena jika dibiarkan, bisa membuat korban terus-menerus merasa terpojok, stres, dan bahkan kehilangan kepercayaan diri. Selain itu, jika lingkungan kerja dipenuhi dengan manipulasi, itu bisa menghambat produktivitas tim dan mengganggu kerja sama.
Inilah tiga ciri orang manipulatif di tempat kerja:
1. Pemilihan Target yang Lemah
Orang manipulatif biasanya jago dalam memilih "mangsa" yang mudah dikendalikan. Mereka akan mencari orang yang penurut, selalu berpikiran positif, dan nggak enakan kalau harus menolak permintaan.
Kenapa? Karena orang-orang seperti ini cenderung nggak banyak protes atau membantah ketika diminta tolong, bahkan jika tugas itu bukan tanggung jawab mereka. Mereka juga lebih rentan untuk disalahkan karena tidak akan langsung melawan atau membela diri.
2. Menghindari Bukti
Nah, yang namanya manipulatif, mereka juga pintar untuk menghindari jejak. Mereka biasanya memberikan instruksi secara lisan, langsung ke targetnya, dan memilih waktu atau tempat yang sepi, supaya tidak ada yang tahu.
Jadi, kalau nanti ada masalah, korban tidak punya bukti kuat untuk melawan atau membuktikan kalau sebenarnya mereka cuma disuruh dan tidak salah apa-apa.
3. Mengklaim atau Menyalahkan
Ini bagian paling licik. Kalau pekerjaan yang mereka limpahkan ke target hasilnya bagus, mereka akan cepat-cepat mengklaim kalau itu hasil kerja keras mereka. Tapi, kalau ada yang salah atau tidak sesuai, si targetlah yang disalahkan. Jadi, apapun hasilnya, si manipulatif ini selalu untung dan tetap aman dari segala konsekuensi.
Korban manipulasi biasanya merasakan tekanan yang besar. Bayangkan, kerjaan sudah dikerjakan dengan sekuat tenaga, tapi tetap saja disalahkan kalau ada masalah.
Ini bisa buat mereka stres, merasa tidak berguna, dan akhirnya kehilangan kepercayaan diri. Lama-lama, korban bisa merasa terus-terusan dijadikan kambing hitam, yang akhirnya bisa membuat mereka takut untuk mengambil inisiatif atau melakukan sesuatu yang baru. Mereka juga bisa mulai meragukan diri sendiri dan mempertanyakan kemampuan mereka, padahal masalahnya bukan di mereka.
Kalau perilaku manipulatif ini dibiarkan, dampaknya akan terasa ke seluruh tim. Moral kerja bisa turun drastis karena orang-orang jadi merasa tidak aman atau tidak dihargai. Kepercayaan antar rekan kerja juga bisa rusak, karena semua orang mulai curiga satu sama lain dan takut dijebak.
Akibatnya, kerja sama tim jadi berantakan, dan ini bisa mengganggu produktivitas serta kinerja perusahaan secara keseluruhan. Lingkungan kerja yang seharusnya nyaman malah jadi penuh intrik dan drama, yang pastinya tidak baik bagi perkembangan perusahaan ke depannya.
Agar tidak menjadi korban, hal pertama yang perlu dilakukan adalah belajar mengenali tanda-tanda manipulasi. Misalnya, kalau ada rekan kerja yang selalu minta tolong di saat-saat tertentu, apalagi secara lisan dan tanpa saksi, itu bisa jadi sinyal bahaya.
Perhatikan juga kalau mereka sering mengambil kredit atas kerjaan yang bukan hasil usaha mereka, atau malah sering menyalahkan orang lain kalau ada masalah. Intinya, kalau ada sesuatu yang terasa janggal atau nggak adil, kemungkinan besar ada manipulasi yang sedang terjadi.
Kalau Anda curiga ada yang mencoba memanipulasi, jangan takut untuk ambil sikap tegas. Salah satu langkah paling efektif adalah mendokumentasikan semua komunikasi, terutama yang berhubungan dengan tugas atau pekerjaan. Coba biasakan minta instruksi secara tertulis, baik lewat email atau pesan tertulis lainnya.
Dengan begitu, kalau ada masalah, Anda punya bukti yang jelas. Jangan sungkan juga untuk bertanya kalau ada yang tidak jelas atau terasa membingungkan, dan pastikan semuanya terekam dengan baik.
Kalau merasa sudah jadi target manipulasi dan situasinya semakin parah, jangan ragu untuk cari bantuan. Anda bisa mulai dengan ngobrol dengan HR atau atasan yang bisa dipercaya.
Jelaskan situasinya dengan jelas dan tunjukkan bukti yang sudah Anda kumpulkan. Kadang, mereka mungkin bisa memberi nasihat atau mengambil tindakan untuk membantu Anda keluar dari situasi tersebut.
Yang penting, jangan merasa harus menghadapi ini sendirian. Dukungan dari orang-orang yang berwenang bisa sangat membantu untuk mengatasi perilaku manipulatif di tempat kerja.
Inti dari artikel ini adalah betapa pentingnya kita untuk selalu waspada terhadap perilaku manipulatif di tempat kerja.
Orang manipulatif bisa dengan mudah merusak suasana kerja yang sehat dengan taktik licik mereka. Mereka bisa membuat orang lain jadi kambing hitam, merusak kepercayaan diri, dan membuat lingkungan kerja jadi nggak nyaman.
Maka dari itu, kita harus peka dan bisa mengenali tanda-tanda manipulasi sebelum semuanya jadi lebih buruk.
Jadi, kalau Anda menemukan perilaku manipulatif di tempat kerja, jangan tinggal diam. Cepat-cepat sadar akan taktik-taktik mereka dan jangan ragu untuk mengambil langkah tegas. Dokumentasikan semua komunikasi, minta instruksi secara tertulis, dan cari dukungan dari HR atau atasan jika perlu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H