Pernah merasakan ketika sedang berbicara dengan orang yang lebih tua itu membuat kita segan untuk berkata jujur atau terbuka?Â
Nah, ini sebenarnya bukan hanya perasaan kita saja, tapi memang ada fenomena budaya yang namanya "senioritas" yang cukup kuat di Indonesia.Â
Di Indonesia, budaya senioritas itu lumayan kental. Dari kecil, kita diajarkan untuk selalu hormat dengan yang lebih tua. Misalnya, harus pakai kata-kata sopan, mengikuti saran mereka, dan tidak boleh melawan. Kalau berani membantah atau mengoreksi, nanti dibilang durhaka, dosa, kualat dan lain-lain. Walaupun saran orang yang lebih tua terkadang salah (namanya juga manusia).Â
Akibatnya, banyak dari kita yang jadi ragu untuk ngomong atau berdiskusi yang serius kalau ada yang lebih senior di sekitar. Padahal, diskusi yang berbobot bisa membuat kita lebih kritis dan kreatif.
Apa Itu Budaya Senioritas?
Budaya senioritas adalah kebiasaan atau tradisi di mana orang yang lebih tua atau lebih berpengalaman dianggap punya posisi yang lebih tinggi dan harus dihormati. Bukan hanya soal usia, tapi juga soal pengalaman atau jabatan. Jadi, kalau kita lagi ngobrol atau diskusi, kita cenderung lebih mendengarkan dan mengikuti apa kata mereka yang lebih tua atau senior.
Bagaimana Budaya Ini Terbentuk dan Mengakar di Masyarakat Indonesia?
Budaya ini terbentuk dari ajaran yang kita terima sejak kecil, baik di rumah maupun di sekolah. Orangtua kita selalu menekankan pentingnya menghormati yang lebih tua. Selain itu, di sekolah kita diajarkan untuk selalu sopan dan mengikuti perintah guru, yang juga lebih tua dan lebih berpengalaman.
Budaya senioritas juga diperkuat oleh nilai-nilai tradisional dan agama yang menekankan pentingnya menghormati orang yang lebih tua. Misalnya, dalam banyak budaya di Indonesia, ada adat-istiadat yang mengharuskan kita tunduk pada keputusan orang yang lebih tua, baik dalam keluarga maupun komunitas.
Seiring waktu, kebiasaan ini jadi mengakar dan diterima sebagai norma sosial. Akibatnya, kita jadi cenderung menghindari konfrontasi atau diskusi yang terlalu mendalam kalau ada orang yang lebih tua atau senior. Ini bisa jadi penghalang untuk diskusi yang lebih terbuka dan jujur, padahal diskusi seperti itu penting untuk perkembangan pemikiran dan kreativitas kita.