Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Operator - Operator Sekolah

Mengungkapkan Keresahan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mindset Banyak Anak Banyak Rezeki, Apakah Masih Relevan di Era Modern?

14 Mei 2024   08:58 Diperbarui: 14 Mei 2024   08:59 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak. (Sumber Gambar: pexels.com/Pixabay)

Pernah dengar pepatah lama yang bilang “banyak anak banyak rezeki”? Nah, ini sepertinya sudah menjadi semacam motto bagi beberapa keluarga zaman dulu. Mereka sangat percaya kalau punya anak itu ibarat menabur benih rezeki yang akan tumbuh subur. Orang-orang tua kita dulu menganggap bahwa makin banyak anak, makin banyak pula keberkahan yang akan datang ke rumah.

Tapi, di era yang serba canggih dan penuh tantangan ini, masih relevan kah pemikiran semacam itu? 

Padahal kan zaman sekarang itu berbeda, bukan hanya soal menambah anggota keluarga, tapi juga bagaimana caranya agar setiap anak itu bisa tumbuh sehat, cerdas, dan bahagia. Apalagi, dengan segala biaya hidup yang semakin naik, pendidikan yang semakin mahal, dan lingkungan yang semakin kompetitif, jadi orang tua itu harus mikir seribu kali untuk menambah anggota keluarga. 

Bagaimana konsep ini diterapkan di masa lalu?

Jaman dulu, orang-orang punya cara pandang yang berbeda soal keluarga. Mereka itu sangat yakin kalau punya anak itu sama saja dengan menambah sumber rezeki. Setiap ada bayi yang lahir, itu dianggap seperti rezeki yang datang dari langit. Maka dari itu, tidak heran kalau keluarga-keluarga jaman baheula itu punya anak banyak.

Nah, konsep ini bukan hanya soal jumlah saja, tapi juga soal nilai-nilai yang dibawa dengan anak-anak tersebut. Mereka dianggap bisa membawa berkah, kebahagiaan, dan juga harapan baru untuk keluarga. Plus, makin banyak anak, makin banyak tangan yang bisa membantu kerja di sawah, di rumah, atau di mana pun itu. Jadi, semacam investasi jangka panjang. 

Tapi, tentu saja, ini semua berjalan mulus kalau kondisi ekonomi dan sosialnya mendukung. Zaman dulu, hidup itu lebih sederhana, kebutuhan hidup tidak sekompleks sekarang, dan yang penting, komunitas itu saling bantu-membantu. Jadi, punya banyak anak itu dianggap sebagai aset, bukan beban.

Bagaimana perubahan sosial dan ekonomi mempengaruhi relevansi konsep ini? 

Zaman sekarang itu sudah sangat jauh berbeda dari jaman nenek moyang kita. Kalau dulu, punya anak banyak itu dianggap sebagai berkah dan jaminan masa depan, sekarang malah bisa jadi tantangan tersendiri. Kenapa? Karena dunia kita ini sudah berubah. 

Pertama, dari segi ekonomi, biaya hidup itu sudah naik drastis. Dari mulai biaya makan, sekolah, sampai biaya main, semuanya butuh uang yang tidak sedikit. Jadi, punya anak banyak itu artinya harus siap dengan biaya yang lebih besar lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun