Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Operator - Operator Sekolah

Mengungkapkan Keresahan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Nikah Aja Dulu, Nanti Rezeki Ada yang Ngatur: Sebuah Mindset Kuno yang Perlu Diperbarui

12 Mei 2024   11:32 Diperbarui: 12 Mei 2024   12:01 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Menikah. (Sumber Gambar: pexels.com/Danu Hidayatur Rahman) 

Kita semua tahu, zaman terus berubah dan kita harus mengikuti arusnya. Nah, di  artikel ini, kita akan membahas tentang pola pikir lama yang masih melekat di benak sebagian orang tua kita. Kita akan sama-sama membahas tentang mindset “Nikah Aja Dulu, Nanti Rezeki Ada yang Ngatur”. Terdengar romantis, tapi apa iya segampang itu?

Tujuan penulis bukan untuk nyinyir atau menghakimi, tapi lebih ke arah membuka wawasan dan mencoba sudut pandang baru yang bisa membuat kita semua, termasuk generasi sebelum kita, berpikir ulang. Kita akan tukar pikiran, siapa tahu bisa dapat insight baru yang bisa ditetapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi pertanyaannya apa sih yang perlu diperbarui dari mindset ini? Mari sama-sama kita jawab.

Asal-usul dan prevalensi mindset ini dalam masyarakat

Jadi, ceritanya mindset ini sudah ada sejak jaman dulu kala, ketika nenek moyang kita masih berpola pikir yang tradisional. Mereka percaya bahwa pernikahan itu takdir, dan rezeki itu sudah diatur sama yang di atas. Jadi, tidak perlu pusing mikir uang atau masa depan, yang penting nikah dulu.

Nah, di masyarakat kita, terutama di daerah-daerah yang masih kental adat istiadatnya, mindset ini masih sering kita dengar. Kadang-kadang, mindset ini jadi semacam ‘jalan pintas’ buat orang tua yang ingin cepat lihat anaknya berumah tangga, tanpa berpikir bagaimana nanti anaknya akan mengatur keuangan dan keluarganya.

Tapi, sekarang zaman sudah modern, banyak yang mulai sadar kalau mindset seperti ini bisa membuat masalah di kemudian hari. Apalagi dengan biaya hidup yang makin naik, dan kebutuhan yang makin banyak, tidak mungkin kita hanya berharap tanpa ada usaha dan perencanaan yang matang. 

Apa itu mindset “Nikah Aja Dulu, Nanti Rezeki Ada yang Ngatur”? 

Mindset ini semacam keyakinan atau cara berpikir yang kira-kira, “Udahlah, nikahin aja dulu anaknya, nanti soal uang dan kebutuhan hidupnya pasti ada jalannya.” Ini terlihat seperti terlalu pede dengan takdir, bahwa semua urusan rezeki itu sudah ada yang atur, jadi tidak perlu khawatir atau berpikir bagaimana caranya cari uang.

Mindset ini sering kali digunakan sebagai alasan untuk cepat-cepat menikahkan anak, tanpa berpikir matang-matang bagaimana nanti mereka akan hidup. Kadang-kadang, ini juga jadi semacam ‘senjata’ untuk menenangkan pikiran orang tua yang khawatir dengan masa depan anaknya, dengan harapan kalau sudah menikah, semuanya pasti lancar jaya.

Tapi, perlu digaris bawahi sekarang kita hidup di zaman yang serba cepat dan penuh tantangan. Jadi, tidak bisa jika kita hanya mengandalkan ‘nanti ada yang ngatur’. Harus ada usaha dan perencanaan yang benar-benar matang. Kita harus lebih realistis dan proaktif dalam mengatur hidup kita, termasuk soal pernikahan dan keuangan.

Bagaimana mindset ini mempengaruhi keputusan pernikahan?

Pertama, mindset ini bisa membuat orang jadi kurang pertimbangan dalam memilih pasangan. Karena fokusnya hanya ke nikah cepat, jadi yang penting nikah dulu, urusan cocok atau tidak, itu nomor sekian. Akhirnya, banyak yang terjebak di pernikahan yang tidak bahagia atau penuh masalah karena dasarnya saja sudah tidak kuat.

Kedua, soal keuangan, yang sering jadi masalah utama dalam rumah tangga. Bayangkan, baru nikah sudah langsung kena bom tagihan ini itu, belum lagi kalau sudah punya anak. Tanpa perencanaan yang matang, bisa-bisa malah terjerat hutang atau konflik keluarga karena masalah finansial.

Ketiga, tekanan sosial dan psikologis yang ditimbulkan. Banyak yang nikah karena ‘dorongan’ mindset ini, setelah menikah, baru terasa beban dan tanggung jawabnya. Ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental, baik buat suami, istri, apalagi anak-anaknya.

Jadi, intinya, mindset ini bisa punya efek domino yang tidak hanya mempengaruhi keputusan nikah saja, tapi juga kehidupan setelah menikah. Maka dari itu, sangat penting bagi kita semua, terutama generasi muda, untuk berpikir dan berencana dengan bijak sebelum memutuskan untuk melangkah ke jenjang pernikahan.

Perbandingan Pendekatan Lama Vs Pendekatan Modern

Jadi, kalau di mindset lama itu kita seperti pasrah saja, menikah dulu baru berpikir uangnya darimana. Tapi di pendekatan modern, kita diajarkan untuk berpikir dan merencanakan semuanya dari awal, sebelum kita memutuskan untuk menikah.

Di pendekatan modern, kita tidak hanya dipersiapkan untuk menikah, tapi juga untuk hidup setelahnya. Jadi, sebelum menikah, kita sudah mulai menabung, membuat anggaran keuangan, bahkan mungkin investasi. Kita juga diajarkan untuk punya karir atau bisnis yang stabil dulu, baru setelahnya berpikir untuk menikah. Ini sangat penting supaya nanti ketika sudah berkeluarga, kita tidak kerepotan mikir masalah finansial.

Plus, di pendekatan modern, kita juga diajarkan untuk komunikasi yang baik dengan pasangan tentang keuangan. Jadi, tidak ada yang namanya tabu soal ngomongin masalah uang. Semuanya transparan, dari gaji sampai pengeluaran, agar tidak ada salah paham atau masalah di kemudian hari.

Nah, kalo kita bandingkan, pendekatan modern ini lebih realistis dan bertanggung jawab. Kita jadi lebih siap menghadapi tantangan dan tidak hanya mengandalkan ‘nanti ada yang ngatur’. Kita jadi lebih mandiri dan proaktif dalam mengatur hidup kita sendiri.

Nah, saya punya teman yang bisa di jadikan contoh dalam topik ini, sebut saja namanya Joni. Joni ini orangnya asik, kerjaannya juga lumayan. Suatu hari, dia bilang ke saya, “Bro, gue mau nikah nih!” Gue tanya, “Udah siap semua, Bro?” Dia jawab, “Ah, nikah aja dulu, bro. Rezeki mah nanti ada yang ngatur.”

Nah, Joni nikah deh dengan pasangan pilihan nya. Awalnya sih mereka senang-senang saja. Tapi, lama-kelamaan mereka mulai terasa beban keuangan. Rumah tangga bukan hanya sekedar cinta, tapi juga tagihan listrik, air, belanja bulanan, belum lagi kalau nanti ada anak.

Setahun berlalu, Joni dan istrinya mulai sering ribut gara-gara finansial. Joni yang tadinya santai, jadi stress karena memikirkan kondisi finansial keluarganya secara terus-menerus. Istrinya juga terkena imbasnya, harus kerja sampingan untuk membantu suami. Mereka berdua jadi sadar, mindset “Nikah Aja Dulu” itu tidak cukup untuk menjamin kebahagiaan rumah tangga.

Akhir cerita, Joni dan istrinya mulai mengubah cara pandangnya. Mereka mulai membuat anggaran bulanan, menabung, bahkan ikut seminar keuangan. Sekarang, mereka jauh lebih tenang dan bahagia. Mereka juga jadi contoh bagi teman-teman lainnya, bahwa pernikahan itu butuh persiapan, bukan cuma asal nikah aja.

Jadi, mindset ini perlu untuk kita refresh. Zaman sekarang, tidak cukup hanya dengan berharap rezeki datang begitu saja setelah menikah. Kita harus lebih proaktif, memikirkan bagaimana caranya membuat masa depan yang lebih cerah untuk kita dan keluarga.

Penting untuk kita semua, terutama generasi muda, untuk mengerti kalau pernikahan itu bukan hanya soal cinta, tapi juga komitmen, kerja keras, dan perencanaan yang matang. Jangan sampai kita terjebak dalam romantisme yang tidak realistis dan akhirnya malah membuat kita susah sendiri.

Jadi mari kita pelan-pelan membuka lembaran baru dengan pola pikir yang lebih bijak. Menikah itu indah, tapi jangan lupa, persiapan yang matang itu lebih indah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun